Potongan kedua;
Tentang bagaimana cara mendapatkan ilmu yang terbaik, yaitu dengan bertanya. Metode ini adalah metode yang sangat jitu untuk mendapatkan ilmu yang diajarkan dalam agama kita.
Allah berfirman:
فاسئلوا اهل الذكر ان كنتم لا تعلمون (النحل: 43)
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui
Namun, bertanya harus memperhatikan bobot dan urgensi dari pertanyaan tersebut, jika tidak justru akan mendatangkan keburukan. Hal ini menjadi perhatian Rasulullah;
فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ
Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena banyak bertanya dan berselisih dengan para nabi.
Imam An-Nawawi menjelaskan ada tiga macam pertanyaan:
pertama, ada pertanyaan yang penting, khususnya yang berkaitan dengan cara ibadah wajib, maka hal seperti ini wajib ditanyakan kepada orang yang lebih mengetahui agar kita bisa menjalankan ibadah dengan benar dan sempurna.
Kedua, pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan orang banyak, misalnya minta fatwa kepada seorang mufti terkait permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Ketiga, bertanya tentang sesuatu yang tidak penting, yang kalau hal ini ditanyakan bisa jadi akan memberatkan.
Konteks kehati-hatian dalam bertanya ini adalah ketika Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan ayat yang berkaitan dengan kewajiban haji, ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah, “Apakah haji itu tiap tahun wahai Rasulullah?” Rasulullah diam dan tidak menjawab sampai sahabat itu bertanya untuk yang ketiga kalinya. Rasulullah mengatakan, “Kalau aku jawab iya, niscaya akan memberatkan kalian. Tinggalkanlah (jangan bertanya) terhadap sesuatu yang aku biarkan.
Bersambung Ke Potongan ke-3:
Bagaimana Kita Mengatur Hidup
_____________
Oleh : Ustadz Muhammad Hanafi, Lc, M.Sy
Disarikan dari :
Kitab Nashaihul Ibad
Karangan Syekh Imam Nawawi Al-Bantani
Bab Ats-Tsulatsi, Maqalah ke 3
Tentang bagaimana cara mendapatkan ilmu yang terbaik, yaitu dengan bertanya. Metode ini adalah metode yang sangat jitu untuk mendapatkan ilmu yang diajarkan dalam agama kita.
Allah berfirman:
فاسئلوا اهل الذكر ان كنتم لا تعلمون (النحل: 43)
(maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui)
Referensi: https://tafsirweb.com/4391-quran-surat-an-nahl-ayat-43.html
Referensi: https://tafsirweb.com/4391-quran-surat-an-nahl-ayat-43.html
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui
Namun, bertanya harus memperhatikan bobot dan urgensi dari pertanyaan tersebut, jika tidak justru akan mendatangkan keburukan. Hal ini menjadi perhatian Rasulullah;
فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ
Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena banyak bertanya dan berselisih dengan para nabi.
Imam An-Nawawi menjelaskan ada tiga macam pertanyaan:
pertama, ada pertanyaan yang penting, khususnya yang berkaitan dengan cara ibadah wajib, maka hal seperti ini wajib ditanyakan kepada orang yang lebih mengetahui agar kita bisa menjalankan ibadah dengan benar dan sempurna.
Kedua, pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan orang banyak, misalnya minta fatwa kepada seorang mufti terkait permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Ketiga, bertanya tentang sesuatu yang tidak penting, yang kalau hal ini ditanyakan bisa jadi akan memberatkan.
Konteks kehati-hatian dalam bertanya ini adalah ketika Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan ayat yang berkaitan dengan kewajiban haji, ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah, “Apakah haji itu tiap tahun wahai Rasulullah?” Rasulullah diam dan tidak menjawab sampai sahabat itu bertanya untuk yang ketiga kalinya. Rasulullah mengatakan, “Kalau aku jawab iya, niscaya akan memberatkan kalian. Tinggalkanlah (jangan bertanya) terhadap sesuatu yang aku biarkan.
Bersambung Ke Potongan ke-3:
Bagaimana Kita Mengatur Hidup
_____________
Oleh : Ustadz Muhammad Hanafi, Lc, M.Sy
Disarikan dari :
Kitab Nashaihul Ibad
Karangan Syekh Imam Nawawi Al-Bantani
Bab Ats-Tsulatsi, Maqalah ke 3
Post a Comment