TERJEMAH KASYIFATUSSAJA SYARAH SYAFINATUNNAJA (Pembahasan ke-91)

Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Assyafii

Pembahasan ke-91


ويؤخذ من ذلك أنه لو استنجى بحجر مبلول لم يصح إستنجاؤه لانه بلله يتنجس بنجاسة المحل ثم ينجسه فيتعين الماء (و) ثامنها (أن تكون الأحجار طاهرة) فلا يجزىء الإستنجاء بحجر متنجس واعلم أن كل ما هو مقيس على الحجر الحقيقي وهو ما إذا وجدت القيود الأربعة فیسمی حجرا شرعيعا يجوز الإستنجاه به الأول أن يكون طاهرا فخرج به النجس كالبعر ولمتنجس كالحجر المتنجس والثاني أن يكون جامدا فلو استنجى برطب من حر أو غيره كماء الورد والخل لم يجزئه والثالث أن يكون قالعا للنجاسة منشفا فلا يجزىء الزجاج والقصب الأملس ولاالتراب المتناثر بخلاف التراب الصلب

Dan dapat diambil (kesimpulan) dari penjelasan itu, bahwasannya jikalau
seseorang ber-istinja dengan batu yang basah, maka tidak sah istinja nya.

Karena sesungguhnya dengan basahnya batu, batu itu akan menjadi najis sebab (bersentuhan dengan) najis [yang ada di] tempat keluar,

selanjutnya batu itu akan menajiskan tempat sekitar saluran keluar najis tersebut, maka menjadi terpastikan (keharusan penggunaan) air.

(Dan) syarat yang kedelapan yaitu
(adanya batu-batu itu (harus) yang suci)) Maka tidak mencukupi beristinja dengan batu yang terkena najis.

Ketahuilah, bahwa setiap benda dapat dipersamakan kepada batu yang nyata (asli), dan benda itu adalah benda yang apabila dijumpai syarat-syarat yang empat, maka benda itu dinamakan dengan batu syar'i (secara syarat dikategorikan sebagai batu), diperbolehkan ber-istinja dengannya.

Yang pertama, adanya benda itu sebagai benda yang suci, maka keluar dengan batasan itu, "benda najis", seperti kotoran hewan, dan "benda bernajis", seperti batu yang terkena najis.

Dan yang kedua, adanya benda itu sebagai benda padat, Maka jikalau seseorang ber-istinja dengan benda basah, berupa batu atau selainnya, seperti air mawar dan cuka, maka tidak mencukupi (tidak sah) istinja-nya itu.

Dan yang ketiga, keadaan benda itu
perenggut bagi najis, lagi penyerap. Maka tidak mencukupi (penggunaan) kaca dan bambu yang halus [licin], dan tidak mencukupi [penggunaan] debu yang bertebaran, berbeda halnya dengan debu yang mengeras (memadat).

______________
Diterjemahkan oleh : Zaenal Arifin Yahya

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post