Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Assyafii
Diterjemahkan oleh :
Zaenal Arifin Yahya
Pembahasan Ke-167
وإن كان فيها آیات فلا يحرم على المذهب بل يكره وفيه وجه انه يحرم وهو الوجه الذي في كتب الفقه وأماالمنسوخ تلاوته كالشيخ والشيخة إذا زنيا فارجموهما وما أشبه ذلك فلا يحرم مسه ولا حمله قال أصحابنا وكذلك التوراة والإنجيل
انتهى كلام النووي (و) رابعها (حمله) ولو وضع يده على قرآن وتفسير فهو كالحمل في التفصيل بين كون التفسير الذي تحت يده أكثر أو لا قال النووي إذا تصفح المحدث أو الجنب أو الحائض أوراق المصحف بعود وشبهه ففی جوازه وجهان لأصحابنا أظهرهما جوازه وبه قطع العراقيون من أصحابنا لأنه غير ماس ولا حامل
Dan jika terdapat ayat-ayat Al-quran di dalamnya. Maka tidak haram memegangnya, menurut al-madzhab (Asy-syafiiy) akan tetapi dimakruhkan.
Dan mengenai persoalan ini terdapat pendapat (yang mengatakan) "sesungguhnya hal itu (memegang kitab hadits yang ada ayat alquran nya dalam kondisi tidak bersuci) diharamkan". Yaitu pendapat yang tertera di dalam beberapa kitab fiqih.
Adapun ayat yang telah dihapus pembacaannya, seperti ayat "lelaki tua dan wanita tua, apabila keduanya berzina maka rajamlah keduanya". Dan ayat yang serupa dengan ayat itu tidak diharamkan memegangnya dan tidak (pula) membawanya.
Telah berkata para sahabat kami (ulama madzhab syafiiy) "Dan begitu pula halnya Taurat dan Injil (tidak haram memegang dan membawanya dalam keadaan tidak bersuci)" selesai penuturan imam An-Nawawiy.
(Dan) perkara keempat yang diharamkan adalah (membawa mushaf)
Dan jika seseorang meletakkan tangannya di alas Al-Qur'an dan kitab Tafsir, maka ia seperti membawanya, di dalam perincian antara keadaan kitab tafsir yang berada di bawah tangannya itu lebih banyak atau pun tidak.
Telah berkata Imam An-Nawawiy: 'Apabila orang yang hadats atau orang yang junub atau orang yang haidh membalikkan kertas-kertas [lembaran] mushhaf dengan kayu dan semacamnya, maka dalam hal bolehnya perbuatan itu ada dua pendapat. menurut para sahabat kami [ulama madzhab syafiiy].
Pendapat paling jelas dari dua pendapat itu adalah diperbolehkannya hal tersebut. dan dengan pendapat ltu telah diputuskan oIeh para Ulama Iraq kalangan sababat kami [ulama madzhab syafiiy].
Karena sesungguhnya orang tersebut [yang membalikkan lembaran mushaf dengan alat bantu] adalah bukan sebagai pemegang [mushaf] dan tidak [pula] sebagai pembawa [mushaf].
Wallohu a'lam bishshowaab.
Post a Comment