وجائز في حقهم من عرض # بغير نقص كخفيف المرض
"Jaiz bagi para Nabi sifat manusia dengan tanpa sifat kurang seperti sakit yang ringan".
Penjelasan
Sifat-sifat kemanusiaan yang mustahil bagi para nabi, karena menurunkan derajat kenabian adalah:
2. Sabqul lisan (terpleset lidah), yaitu mengucapkan perkataan yang tidak diinginkan, yakni apabila seseorang ingin mengatakan A tetapi yang keluar dari lisannya adalah B tanpa dikehendaki.
Secara akal, jika ada seorang nabi yang sabqul lisan dalam berbicara, maka kebenaran apa yang diucapkannya menjadi diragukan. Jika sabda seorang nabi sampai kepada umatnya, mereka akan mengatakan: "mungkin saja perkataan ini dia ucapkan dalam keadaan sabqul lisan".
3. Pedal (tidak fashih dan tidak jelas dalam berbicara).
Tidak benar jika dikatakan bahwa nabi Musa itu pedal dalam berbicara akibat dari memakan bara api ketika kecil di hadapan Fir'aun.
Kisah yang benar, bahwa akibat dari memakan bara di waktu kecil, Nabi Musa pelan dalam berbicara, tetapi tetap jelas, fasih dan memahamkan. Setelah beliau menerima wahyu, beliau berdoa kepada Allah agar menghilangkan ikatan pada lisannya, dan Allah mengabulkan do'a beliau, sehingga beliau lancar dalam berbicara.
Allah ta'ala berfirman, menceritakan perkataan nabi Musa:
قَالَ رَبِّ ٱشۡرَحۡ لِی صَدۡرِی وَیَسِّرۡ لِیۤ أَمۡرِی وَٱحۡلُلۡ عُقۡدَةࣰ مِّن لِّسَانِی
[Surat Tha-Ha 25 - 28]
"Nabi Musa berkata: Wahai Tuhanku lapangkanlah dadaku dan permudahlah urusanku dan lepaskanlah ikatan di lidahku"
4. Cacat Fisik yang permanen seperti buta, tuli, pincang dan semacamnya.
Sedangkan nabi Ya'qub, beliau buta hanya beberapa waktu, tidak sepanjang hidupnya. Karena kesedihan dan banyak menangis atas nabi Yusuf mata beliau menjadi memutih dan buta. Tetapi setelah bertabarruk dengan baju nabi Yusuf dan mengetahui bahwa Yusuf masih hidup, Allah mengembalikan penglihatan beliau seperti semula.
Allah ta'ala berfirman, menceritakan perkataan nabi Yusuf:
ٱذۡهَبُوا۟ بِقَمِیصِی هَـٰذَا فَأَلۡقُوهُ عَلَىٰ وَجۡهِ أَبِی یَأۡتِ بَصِیرࣰا
[Surat Yusuf 93]
"(Nabi Yusuf berkata) Pergilah kalian dengan membawa gamisku ini dan letakkanlah pada muka ayahku, niscaya dia akan melihat"
5. Pikun (mudah lupa).
Adapun lupa dalam batas kewajaran mungkin saja terjadi, seperti yang terjadi pada Rasulullah, beliau pernah lupa jumlah rekaat shalat, beliau mengucapkan salam setelah dua rekaat, sehingga sebagian sahabat bertanya apakah beliau sedang mengqoshor sholat.
Seorang nabi tidak pernah lupa terhadap wahyu yang diperintahkan untuk menyampaikannya pada umatnya. Adapun setelah disampaikan, mungkin saja lupa, tetapi kemudian ingat lagi.
6. Gila
Tidak ada seorang nabi pun yang pernah gila. Adapun pingsan maka itu mungkin saja terjadi pada seorang nabi, seperti ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sakit menjelang wafatnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sempat pingsan karena menahan rasa sakit.
7. Terpengaruh sihir pada akalnya
Adapun terpengaruh sihir pada jasadnya maka mungkin saja terjadi, sebagaimana pernah dialami Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
8. Jubn (takut yang berlebihan) atau pengecut.
Seluruh para nabi adalah pemberani, tidak ada yang penakut atau pengecut. Bahkan nabi Muhammad adalah makhluk yang paling pemberani.
والله أعلم بالصواب
Post a Comment