Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani Pembahasan ke 125
سواء قبل البلوغ أم بعده على الأصح من أن دم الصغيرة وكذا الآيسة يقال له إستحاضة وقيل لا تطلق الإستحاضة إلا على دم خرج عقب حيض. عن عائشة رضی الله عنها أن النبي ﷺ قال إذا أقبلت الحيضة فدعی الصلاة فإذا ذهب قدرها فاغسلي عنك الدم وصلی رواه الشيخان .وفي رواية البخاري إغتسلی وصلی. (و) رابعها (النفاس) وهو الدم الخارج عقب فراغ رحم المرأة من الحمل ولو علقة أو مضغة وقبل مضي اقل الطهر. خرج بذلك الدم الخارج مع الولد أو حالة الطلق فهو دم فساد إن لم يتصل بحيض قبله والا فهو حيض بناء على أن الحامل قد تحيض وهو الأصح
Sama saja [darah istihadloh itu keluar] sebelum berusia baligh atau setelahnya, menurut pendapat yang paling shohih mengenai bahwa darah wanita yang masih kecil, dan begitu juga [darah] wanita menopause [telah berhenti haidhnya], dikatakan untuk darah itu sebagai [darah] istihadloh.
Namun dikatakan [oleh satu pendapat] : "Tidak bisa disebut sebagai darah istihadloh, kecuali untuk darah yang ke|uar mengiringi darah haidh".
[Diriwayatkan] dari Sayyidatina 'Aisyah radiyallohu'anha bahwa Nabi saw telah bersabda: "Apabila haidh telah mendatangi [teralami], maka tinggalkanlah sholat. Lalu apabila telah hilang kadar [batas keluar darah-nya], maka mandilah [dengan membasuh] darah darimu, dan sholatlah" Hadits diriwayatkan oleh dua orang Syekh [Imam Bukhori dan Imam Muslim].
Dan di dalam riwayat Imam Bukhori [dengan kalimat]: "...mandilah dan sholatlah".
(Dan) perkara keempat yang mewajibkan mandi empat adalah (nifas).
Nifas adalah darah yang keluar mengiringi telah usainya rahim seorang wanita dari kehamilan [telah melahirkan] walaupun [isi kandungan yang keluar] berupa segumpal darah atau seonggok daging, dan [terjadinya] sebelum berlalu batas minimal masa suci.
Terkecuali dengan hal itu, darah yang keluar bersama bayi, atau [darah yang keluar] di saat sakit mau melahirkan, maka darah tersebut adalah darah rusak, jika darah tidak tersambung dengan darah haidh yang ada sebelumnya.
Dan jika tidak, [bila masih tersambung dengan haidh, sebelumnya], maka darah itu adalah haidh, berdasarkan atas [pendapat] bahwa wanita yang hamil terkadang dapat mengalami haidh, dan pendapat ini adalah pendapat yang paling shohih.
Wallahua'lambisshawab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya
Post a Comment