TERJEMAH KASYIFATUSSAJA Syarah Safinatun Naja (Pembahasan ke-126)


Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani  Pembahasan ke 126)

فلو لم تر الدم إلا بعد مضي خمسة عشر يوما من الولادة فلا نفاس لها فإن رآته قبل ذلك وبعد الولادة بأن تأخر خروجه عنها فابتداؤه من رؤية الدم وزمن النقاء منه لا نفاس فيه لكنه محسوب من الستين فيجب قضاء الصلاة التي فاتت فيه
(و)خامسها (الولادة) أي ولو لأحد التوأمين فيجب الغسل بولادة أحدهما ويصح قبل ولادة الآخر ثم إذا ولدته وجب الغسل أيضا ومثل الولادة إلقاء العلقة والمضغة فلا بد من إخبار القوابل بأن كلا منهما ويكفي واحدة منهن فيجب الغسل بالولد الجاف وإن لم ينتقض الوضوء ويجوز لزوجها وطؤها قبل الغسل لأن الولادة جنابة وهى لا تمنع الوط

Lalu jikalau tidak terlihat darah [keluar], kecuali setelah berlalu 15 hari dari masa melahirkan, maka tidak ada nifas baginya.

Lalu jika terlihat darah [keluar] sebelum [berlalu 15 hari] itu dan setelah melahirkan, dengan seumpama terlambat keluarnya darah dari kelahiran itu, maka permulaan masa nifas-nya dari melihat darah [keluar]

dan masa suci dari darah itu tidak ada darah nifas di dalamnya, akan tetapi masa suci tersebut terhitung as-Sittin [masa 60 hari nifas], maka wajib meng-qodo" sholat yang tertinggal di masa suci tersebut.

(Dan) perkara kelima yang mewajibkan mandi adalah (melahirkan), walaupun [melahirkan] salah satu bayi kembar, maka wajib mandi dengan sebab melahirkan salah satu dari kedua bayi itu, Dan [mandinya itu] sah, sebelum melahirkan bayi kembar yang lain.

Kemudian apabila melahirkan bayi yang lainnya itu, maka wajib pula mandi [lagi baginya].

Sama seperti melahirkan, yaitu terlontarnya [keguguran] gumpalan darah dan gumpalan daging, maka tidak boleh tidak, [mesti mencari] informasi dari para bidan, bahwa masing-masing dari keduanya adalah "bakal bayi". Dan mencukupi informasi satu orang bidan dari mereka.

Maka wajib mandi dengan sebab [melahirkan] anak yang berkondisi kering [tanpa disertai cairan], meskipun hal itu tidak membatalkan wudhu.

Dan boleh bagi suaminya untuk menyetubuhinya sebelum mandi [Istrinya tersebut] karena sesungguhnya melahirkan adalah suatu kondisi junub, dan kondisi junub itu tidak membuat terlarang persetubuhan.


Wallahua'lambisshawab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post