
فإن قال إن شاء الله تعالى فإن قصد التعليق أو أطلق لم تصح أو التبرك صحت. والمقصود بها تمييز العبادة عن العادة كتمييز الجلوس للإعتكاف عن جلوسه للإستراحةأو تمييز رتبتها كتمييز الغسل الواجب من الغسل المندوب. وقد نظم تلك الأحكام السبعة بعضهم قيل هو ابن حجر العسقلانی وقيل التائی من بحر الرجز في قوله :
سبع شرائط أتت في نية # تكفي لمن حوى لها بلا وسن
حقيقة حكم محل وزمن # كيفية شرط ومقصود حسن
قوله شرائط بالصرف للضرورة
وقوله وسن بفتحتين معناه نعاس وهو تتميم للبيت. وكذا قوله حسن وفيه إشارة إلى أنه
يحسن أن يقصد الإخلاص في العبادة
Lalu jika seseorang mengucapkan [saat berniat]: "Insya Allah Ta'ala" maka jika ia bermaksud menggantungkan [niatnya] atau memutlakkan [tidak bertujuan apapun], maka niatnya tidak sah, atau ber-tabarruk [mengharap keberkahan], maka sah niatnya.
Dan yang dimaksud dengan niat adalah membedakan ibadah dari suatu perilaku kebiasaan, seperti membedakan duduk untuk i'tiktif dari duduk seseorang untuk beristirahat,
atau membedakan tingkatan ibadah, seperti membedakan mandi wajib dari mandi sunnah.
Dan sungguh sebagian ulama telah menazhom-kan tujuh hukum itu.
Dikatakan [oleh satu pendapat]: "Ulama itu adalah Imam Ibnu Hajar Al-Asqolaniy",
Dan dikatakan [oleh satu pendapat]: "adalah Syekh At-Tataiy",
yaitu syair ber-bahar Rojaz di dalam ucapan beliau :
Tujuh syarat telah datang di dalam niat
Tujuh hal itu mencukupi bagi orang yang memenuhinya dengan tanpa mengantuk
Yaitu :
1. Hakikat
2. Hukum
3. Tempat
4. Waktu
5. Cara
6. Syarat, dan
7. Tujuan yang baik.
Ucapan penyair "Syaroithin" dengab ditanwinkan adalah karena darurat syair
Dan ucapan beliau "wasan" dengan fathah kedua hurufnya. Arti wasanin adalah mengantuk. Dan kalimat itu hanya penyempurna bait [syair] saja.
Begitu pun ucapan beliau "hasan" pada lafadz ini mengisyaratkan kepada bahwasannya berbuat baiklah seseorang yang bermaksud ikhlas dalam suatu ibadah.
Wallohu a'lam bishshowaab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya
Post a Comment