KAFARAT BAGI ORANG YANG BERHUBUNGAN PADA SAAT PUASA

Bercumbu di Saat Berpuasa
 
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha ia mengatakan:


كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُقَبِّلُ فِى شَهْرِ الصَّوْمِ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium (istrinya) pada bulan Ramadhan. (H.R. Ibnu Majah: No. 1683)


Penjelasan:


 Bercumbu tidak membatalkan puasa selama tidak sampai keluar mani, namun dianjurkan untuk ditinggalkan karena tidak semua orang mampu menahan diri.

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عَنْهَا، قَالَتْ : كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُقَبِّلُ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ ، وَكَانَ أمْلَكَكُمْ لِإِرْبِهِ
 

Dari Aisyah Radhiallahu ‘anha, ia mengatakan: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium dan bercumbu dalam keadaan puasa, dan ia adalah orang yang paling mampu menjaga nafsunya.

Bersetubuh ketika puasa Ramadhan

 
Adapun orang yang berjima’ pada sa’at puasa, maka puasanya batal dan wajib membayar kafarat. Adapun kafarat yang harus dibayar dapat dilihat secara jelas dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan:


بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكْتُ قَالَ مَا لَكَ قَالَ وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِي وَأَنَا صَائِمٌ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ تَجِدُ رَقَبَةً تُعْتِقُهَا قَالَ لَا قَالَ فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ قَالَ لَا فَقَالَ فَهَلْ تَجِدُ إِطْعَامَ سِتِّينَ مِسْكِينًا قَالَ لَا قَالَ فَمَكَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَيْنَا نَحْنُ عَلَى ذَلِكَ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَقٍ فِيهَا تَمْرٌ- وَالْعَرَقُ الْمِكْتَلُ- قَالَ أَيْنَ السَّائِلُ فَقَالَ أَنَا قَالَ خُذْهَذَا فَتَصَدَّقْ بِهِ فَقَالَ الرَّجُلُ عَلَى أَفْقَرَ مِنِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَوَاللَّهِ مَا بَيْنَ لَابَتَيْهَا -يُرِيدُ الْحَرَّتَيْنِ -أَهْلُ بَيْتٍ أَفْقَرُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي فَضَحِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ ثُمَّ قَالَ أَطْعِمْهُ أَهْلَكَ

Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datanglah seseorang sambil berkata: Ya Rasulullah, celaka aku!. Beliau menjawab: Ada apa denganmu?. Dia berkata: Aku berhubungan dengan istriku, padahal aku sedang berpuasa. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: Apakah kamu mempunyai budak untuk dimerdekakan?. Dia menjawab: Tidak! Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi: Mampukah kamu berpuasa dua bulan berturut-turut? Dia menjawab: tidak. Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi : Mampukah kamu memberi makan enam puluh orang miskin?. Dia menjawab: Tidak. Lalu Rasulullah diam sebentar. Dalam keadaan seperti ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi satu ‘irq berisi kurma –Al irq adalah alat takaran- (maka) Beliau berkata: Mana orang yang bertanya tadi?. Dia menjawab: Saya orangnya. Beliau berkata lagi: Ambillah ini dan bersedekahlah! Kemudian orang tersebut berkata: Apakah kepada orang yang lebih fakir dariku, wahai Rasulullah? Demi Allah, tidak ada di dua ujung kota Madinah satu keluarga yang lebih fakir dari keluargaku. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai tampak gigi taringnya, kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: Berilah makan keluargamu. (H.R. Bukhari: No. 1936)

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post