TERJEMAH KASYIFATUSSAJA Syarah Safinatun Naja Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani (Pembahasan ke-65)

TERJEMAH KITAB KASYIFATUSSAJA

 

Pembahasan ke-65

بيان ذلك وإيضاحه أن للعبد في عبادته ثلاثة مقامات

الأول أن يفعلها على الوجه الذي يسقط معه طلب الشرع بأن تكون مستوفية للشروط والأركان

الثاني أن يفعلها كذلك وقد استغرق في بحر المكاشفة حتى كأنه يری الله تعالى وهذا مقامه ﷺ كما قال ﷺ وجعلت قرة عيني في الصلاة

الثالث أن يفعلها كذلك وقد غلب عليه أن الله تعالى يشاهده وهذا مقام المراقبة

فقوله فإن لم تكن تراه نزول عن مقام المكاشفة إلى مقام المراقبة

أى إن لم تعبده وأنت من أهل الرؤية فاعبده وأنت بحيث تعتقد أنه يراك

فكل من المقامات الثلاثة إحسان إلا أن الإحسان الذي هو شرط في صحة العبادة إنما هو الأول

لأن الإحسان الذي هو في الأخيرين من صفة الخواص ويتعذر من كثير .

Penjelasan ihsan itu dan penguraian keterangannya bahwasanya bagi seorang hamba dalam ibadahnya memiliki tiga tingkatan.

Yang pertama adalah ia mengerjakan ibadah itu dengan cara yang dapat

menggugurkan tuntutan syariat bersamanya, dengan keadaannya sebagai ibadah yang telah memenuhi kepada berbagai syarat dan rukun-rukun.

Yang kedua adalah ia mengerjakan ibadah seperti itu, namun sungguh ia menenggelamkan diri di lautan mukāsyafah, sehingga seakan-akan ia dapat melihat Alloh tala.

Dan ini merupakan tingkatan Nabi saw sebagaimana sabda saw beliau : "Dan dijadikan kesejukan hatiku di dalam sholat".

Yang ketiga adalah ia mengerjakan ibadah, seperti itu, dan sungguh telah menguasai atas dirinya, bahwa Alloh

ta'ala menyaksikan dirinya, dan ini merupakan tingkatan Murõqobah (merasakan dalam pengawasan Alloh).

Adapun sabda Nabi "maka jika engkau tidak dapat melihat-Nya" adalah derajat dari tingkatan mukāsyafah ke tingkatan murögobah.

Maksudnya adalah jika engkau tidak (mampu) menyembah Allõh dalam keadaan dirimu termasuk ahli melihat (mukäsyafah), maka sembahlah Dia dalam kondisi dirimu sekiranya engkau berkeyakinan

bahwa Alloh melihatmu.

Maka masing-masing dari tiga tingkatan tersebut merupakan ihsan, hanya saja bahwa ihsan yang merupakan syarat dalam keabsahan

suatu ibadah, sesungguhnya hanyalah merupakan tingkatan awal,

karena sesungguhnya ihsan yang ada di dua tingkatan yang disebut belakangan itu tergolong sifat orang-orang khusus (Istimewa), dan dirasakan sulit bagi kebanyakan orang (awam).

_______________________________________

Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Assyafii

Diterjemahkan oleh :

Zaenal Arifin Yahya