TERJEMAH KASYIFATUSSAJA Syarah Safinatun Naja Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani (Pembahasan ke-60)

TERJEMAH KASYIFATUSSAJA

Pembahasan ke-60

أي تحديد الله أزلا كل مخلوق بحده الذي يوجد عليه من حسن وقبح ونفع وضر إلى غير ذلك

أي علمه تعالى أزلا صفات المخلوقات وقيل القضاء علم الله الأزلي مع تعلقه بالمعلوم والقدر ايجاد الله الأشياء على وفق العلم

فعلم الله المتعلق أزلا بأن الشخص يصير عالما بعد وجوده قضاء وإيجاد العلم فيه بعد وجوده قدر

هذا وقول الأشاعرة هو المشهور

وعلى كل فالقضاء قديم والقدر حادث بخلاف قول الما تريدية

وقيل كل منهما بمعنى إرادته تعالى

*(تفصيل)* قال سليمان الجمل كما قاله الفيومي في المصباح والقدر بالفتح لا غير ما يقدره الله تعالى من القضاء

والقدر بسكون الدال وفتحها هو
المقدار والمثل

يقال هذا قدر هذا أي يماثله

yakni (godho adalah) pembatasan Alloh di azali kepada setiap mahluk dengan batasannya (masing-masing), yang diwujudkan (oleh Alloh) kepada makhluk itu, berupa baik, buruk, manfaat dan bahaya, hingga hal-hal lainnya,

yakni (godho adalah) ilmu-Nya ta'ala semenjak azaliy mengenai sifat-sifat makhluk.

Dan dikatakan (oleh satu pendapat): "Qodho' ialah ilmu Alloh yang azaliy, disertai berketerkaitannya dengan perkara yang diketahui. Sedangkan qodar ialah pewujudan Alloh akan segala sesuatu dengan disesuaikan dengan ilmu-Nya.

Maka Ilmu Alloh yang berkaitan di azaliy. dengan hal bahwa seseorang akan menjadi orang yang berilmu setelah terwujud orang itu adalah qodho. Dan pewujudan ilmu pada diri orang itu, setelah ia diwujudkan adalah qodar".

Pendapat ini dan pendapat kalangan ulama penganut akidah Imam Al-Asy'ariy adalah pendapat yang masyhur.

Namun menurut masing-masing pendapat tersebut, qodho' adalah perkara yang qodim [dahulu], sementara qodar adalah hadits (baru), berbeda dengan pendapat kalangan ulama penganut akidah Imam Al-Maturidiyah (godho dan qodar adalah perkara qodim.)

Dan dikatakan (oleh satu pendapat): "Masing-masing dari keduanya (godho' dan qodar adalah bermakna kehendak Alloh ta'ala".

*(Perincian Detail)* Telah berkata Syekh Sulaiman Al-Jamal, sama seperti Syekh Al-Fayumiy telah mengatakannya di dalam kitab Al-Mishbāh: "Al-Qodar dengan
di-fathah-kan (huruf dal-nya), bukan lainnya, adalah sesuatu yang Alloh ta'ala telah menetapkannya, berupa qodho' (keputusan), dan Al-Qodr dengan di-sukun-kan huruf dal-nya dan di-fathah-kan huruf dal-nya, yaitu ukuran dan kesepadanan,

dikatakan: "Perkara ini seukuran dengan perkara ini, yakni menyamainya".


Wallohu a'lam bishshowaab

_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Assyafii*
Diterjemahkan oleh :
Zaenal Arifin Yahya


0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post