Ngaji Kitab Aqidatul Awam (5)

قال المؤلف رحمه الله تعالى
:
فالله موجود قديم باقي # مخالف للخلق بالاطلاق
"Allah itu ada, adanya tanpa permulaan dan tanpa penghabisan, berbeda dengan makhluk secara mutlak"


Penjelasan
As Syaikh Ahmad Marzuki menjelaskan tentang sifat wajib bagi Allah, sebagai berikut:
Wujud, artinya Allah itu ada, tidak ada keraguan terhadap adanya Allah.
- Dalil naqli tentang adanya Allah adalah firman Allah ta'ala:


أَفِی ٱللَّهِ شَكࣱّ فَاطِرِ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِۖ
[Surat Ibrahim 10]
" Tidak ada keraguan tentang adanya Allah, Dzat yang menciptakan langit dan bumi".
- Dalil aqli (bukti rasional) tentang adanya Allah adalah adanya alam semesta ini.
- Akal mengatakan:

Ada bangunan pasti ada yang membangun

Ada tulisan pasti ada yang menulis
Ada pukulan pasti ada yang memukul
Ada perubahan pasti ada yang merubah

Ada langit dengan segala isinya, bumi dengan segala isinya pasti ada pencipta yang mengadakannya dari tidak ada menjadi ada. Dan pencipta Alam semesta ini adalah Allah ta'ala, berdasarkan berita dari para Nabi.


Qidam, artinya Allah itu qodim (adanya tanpa permulaan).
- Dalil naqli tentang sifat qidamnya Allah adalah firman Allah ta'ala:
هُوَ ٱلۡأَوَّلُ
[Surat Al-Hadid 3]
"Dia (Allah) Dzat yang tidak berpermulaan"
 

- Dalil aqli tentang sifat qidamnya Allah ta'ala adalah:
Jika Allah tidak qodiim maka dia haadits (berpermulaan)
Jika Allah adanya berpermulaan maka membutuhkan pada yang mengadakannya dari tidak ada menjadi ada.
Sesuatu yang diadakan dari tidak ada menjadi ada adalah makhluk (ciptaan), bukan Tuhan/al Khaaliq.
Sesuatu yang membutuhkan pada yang lain adalah lemah, dan sesuatu yang lemah bukanlah Tuhan.


 Baqo', artinya Allah itu baaqin (adanya tanpa berpenghabisan).
- Dalil naqli tentang baqo'nya Allah adalah firman Allah ta'ala:
وَیَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَـٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ
[Surat Ar-Rahman 27]
"Dan abadi Dzat Tuhanmu yang memiliki keagungan dan kemuliaan".
-  Dalil aqli tentang baqo'nya Allah adalah:
Telah terbukti baik secara naqli maupun aqli bahwa Allah adanya tanpa permulaan.
 

Sesuatu yang adanya tanpa permulaan, secara akal pasti adanya tanpa berpenghabisan.
Maka Allah yang tidak berpermulaan pasti juga tidak berpenghabisan
 

Mukhalafatul lil hawaditsi, artinya Allah berbeda dengan makhluk, Dia bukan benda dan tidak disifati dengan sifat benda.
Allah ada tanpa tempat dan arah
Allah tidak berlaku bagi-Nya zaman
Allah tidak memiliki bentuk dan ukuran
Allah tidak beranggotakan tangan
Allah tidak disifati dengan sifat-sifat makhluk lainnya.
 

- Dalil naqli tentang sifat Mukhalafatul lil hawaditsi adalah firman Allah ta'ala:
لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ
[Surat Asy-Syura 11]
"Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah, baik dari satu segi maupun semua segi, dan Dia maha mendengar lagi maha melihat". 


- Dalil aqli tentang sifat Mukhalafatul lil hawaditsi adalah:
Al Imam Abu Hanifah Radliyallahu anhu berkata:
انى يشبه الخالق مخلوقه
"Tidak mungkin sang Pencipta menyerupai ciptaannya"
 Yang membuat kursi tidak serupa dengan kursi
Yang membuat meja tidak serupa dengan meja
Yang membuat mobil tidak serupa dengan mobil
 

Allah yang menciptakan manusia, malaikat, jin dan semua makhluk pasti tidak serupa dengan semua makhluk-Nya.



والله أعلم بالصواب

0/Post a Comment/Comments

أحدث أقدم