Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Assyafii
Pembahasan ke-150
(فصل) في بيان ما يحرم بالحدث الاصغر والمتوسط والاكبر ( من انتقض وضوءه حرم عليه اربعة اشياء ) احدها ( الصلاة) ولو نفلا وصلاة جنازة لخبرالصحيحين لا يقبل الله صلاة احدكم اذا أحدث حتى يتوضأ اي لا يقبل الله صلاة احدكم حين حدثه الى أن يتوضأ فيقبل صلاته الا على فاقد الطهورين فيصلى الفرض دون النفل لحرمةالوقت ويقضي اذا قدر على احدهما وفى معنى الصلاة خطبة الجمعة وسجدة التلاوة والشكر (و) ثانيها (الطواف) فرضا او نفلا كطواف القدوم لخبرالحاكم الطواف بمنزلة الصلاة الا أن الله أحل فيه النطق فمن نطق فلا ينطق الا بخير (و) ثالثها (مس المصحف) وهو كل ما كتب عليه قرأن لدراسة ولو عمودا او لوحا اوجلدا او قرطاسا
(FASAL) dalam menjelaskan perkara yang diharamkan dengan sebab hadats kecil pertengahan dan besar.
(Siapa saja yang bayal wudhunya, maka haram atasnya, empat perkara)
Perkara pertama yang diharamkan adalah (sholat), walaupun berupa sholat sunnah dan sholat jenazah,
berdasarkan hadits dua kitab shohih [imam Bukhori dan Imam Muslim] : "Allah tidak akan menerima sholat salah seorang dari kalian apabila orang itu berhadats hingga ia berwudhu".
Yakni Allah tidak akan menerima sholat salah seorang dari kalian, di saat ber-hadats diri orang itu, sampai ia berwudhu, lalu Allah akan menerima sholatnya.
Kecuali bagi orang yang tidak memiliki dua alat bersuci [air dan debu], maka ia [boleh] sholat fardhu saja, tidak sholat sunnah, untuk menghormati waktu [sholat fardhu],
dan ia harus meng-qodho [sholat tersebut] apabila ia telah mampu [memenuhi] atas salah satu dari dua alat bersuci itu.
Semakna dengan sholat adalah khutbah jum'at, sujud tilawah dan sujud syukur, [harus dilakukan dalam keadaan berwudhu].
(Dan) perkara kedua yang diharamkan adalah (thawaf), berupa [thowaf] fardhu ataupun sunnah, seperti thowaf qudum [thowaf kedatangan di Mekkah].
berdasarkan hadits Imam Hakim : "Thowaf itu sama seperti sholat, hanya saja sesungguhnya Allah menghalalkan [membolehkan] berbicara di saat thowaf. Maka siapa saja yang berbicara, maka jangan ia berbicara, kecuali tentang kebaikan".
(Dan) perkara ketiga yang diharamkan adalah (memegang mushaf [alquran]).
Mushaf yaitu semua benda yang tertulis Al-Qur'an padanya, untuk dipelajari, walaupun berupa [media] tongkat, atau papan. atau kulit, atau kertas.
Wallahua'lambisshawab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya
Pembahasan ke-150
(فصل) في بيان ما يحرم بالحدث الاصغر والمتوسط والاكبر ( من انتقض وضوءه حرم عليه اربعة اشياء ) احدها ( الصلاة) ولو نفلا وصلاة جنازة لخبرالصحيحين لا يقبل الله صلاة احدكم اذا أحدث حتى يتوضأ اي لا يقبل الله صلاة احدكم حين حدثه الى أن يتوضأ فيقبل صلاته الا على فاقد الطهورين فيصلى الفرض دون النفل لحرمةالوقت ويقضي اذا قدر على احدهما وفى معنى الصلاة خطبة الجمعة وسجدة التلاوة والشكر (و) ثانيها (الطواف) فرضا او نفلا كطواف القدوم لخبرالحاكم الطواف بمنزلة الصلاة الا أن الله أحل فيه النطق فمن نطق فلا ينطق الا بخير (و) ثالثها (مس المصحف) وهو كل ما كتب عليه قرأن لدراسة ولو عمودا او لوحا اوجلدا او قرطاسا
(FASAL) dalam menjelaskan perkara yang diharamkan dengan sebab hadats kecil pertengahan dan besar.
(Siapa saja yang bayal wudhunya, maka haram atasnya, empat perkara)
Perkara pertama yang diharamkan adalah (sholat), walaupun berupa sholat sunnah dan sholat jenazah,
berdasarkan hadits dua kitab shohih [imam Bukhori dan Imam Muslim] : "Allah tidak akan menerima sholat salah seorang dari kalian apabila orang itu berhadats hingga ia berwudhu".
Yakni Allah tidak akan menerima sholat salah seorang dari kalian, di saat ber-hadats diri orang itu, sampai ia berwudhu, lalu Allah akan menerima sholatnya.
Kecuali bagi orang yang tidak memiliki dua alat bersuci [air dan debu], maka ia [boleh] sholat fardhu saja, tidak sholat sunnah, untuk menghormati waktu [sholat fardhu],
dan ia harus meng-qodho [sholat tersebut] apabila ia telah mampu [memenuhi] atas salah satu dari dua alat bersuci itu.
Semakna dengan sholat adalah khutbah jum'at, sujud tilawah dan sujud syukur, [harus dilakukan dalam keadaan berwudhu].
(Dan) perkara kedua yang diharamkan adalah (thawaf), berupa [thowaf] fardhu ataupun sunnah, seperti thowaf qudum [thowaf kedatangan di Mekkah].
berdasarkan hadits Imam Hakim : "Thowaf itu sama seperti sholat, hanya saja sesungguhnya Allah menghalalkan [membolehkan] berbicara di saat thowaf. Maka siapa saja yang berbicara, maka jangan ia berbicara, kecuali tentang kebaikan".
(Dan) perkara ketiga yang diharamkan adalah (memegang mushaf [alquran]).
Mushaf yaitu semua benda yang tertulis Al-Qur'an padanya, untuk dipelajari, walaupun berupa [media] tongkat, atau papan. atau kulit, atau kertas.
Wallahua'lambisshawab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya
Post a Comment