KENANGAN SYEKH NURUDDIN MARBU BERSAMA KH LUTHFI YUSUF

Syekh Nuruddin Marbu bercerita bahwa beliau pertama kali tiba di Mesir pada akhir tahun 1982. Orang yang menyambut di Airport ketika itu adalah KH Luthfi Yusuf.





KH Luthfi Yusuf Alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor, melanjutkan di Fakultas Tarbiyah Al-Azhar Kairo Mesir. Lebih dahulu sekitar 1 tahun dari Syekh Nuruddin, namun Syekh Nuruddin di Fakultas Syariah.

Ketika itu beliau menasihati Syekh Nuruddin, di Mesir ini kita bisa mendapatkan apa saja. Pintu baik dan buruk terserah kita mau kemana. Beliau membaca ayat, "ihbitu mishran fa inna lakum ma sa-altum".

Ustadz Luthfi lah yang membawa Syekh Nuruddin ke teman-teman Madura, Gontor, dan mengajak ke KMKM (Kerukunan Mahasiswa Kalimantan Mesir) di Nashr City, building 10 tingkat 6.

Waktu itu Syekh Nuruddin pernah tinggal di ruangan yang berdekatan dengan Ustadz Luthfi dan Ustadz Awaluddin Pimay (sekarang Doktor di UIN Semarang). Biaya sewanya sekitar 80 pound Mesir, ditanggung oleh Ustadz Luthfi Yusuf.

Ustadz Luthfi terkenal dermawan, sering membantu keperluan sehari-hari. Bahkan Syekh Nuruddin mengakui pernah dipinjami uang oleh Ustadz Luthfi. Hal itu wajar karena Ustadz Luthfi adalah putra saudagar minyak yang terkenal di Kota Banjarmasin.

Di antara kelebihan beliau adalah komitmen untuk shalat berjamaah. Ketika musim dingin tiba, yang membangunin untuk subuhan di Masjid adalah Ustadz Luthfi. Tiga sahabat ini pergi shalat jamaah ke masjid, dengan mulut beruap ketika berbicara, karena saking dinginnya. Usai sholat dan zikir mereka makan dan minum.

Setelah beberapa lama tinggal bersama, Ustadz Luthfi kemudian pindah ke Masjid Fatah. Beliau menjadi marbot disana, sekaligus menjadi Imamnya. Bahkan beliaulah orang Indonesia pertama yang berani khutbah di hadapan orang-orang Mesir menggunakan bahasa arab.

Ustadz Luthfi Yusuf seorang pemberani. Tetangga-tetangga beliau di Mesir yang dari kalangan pejabat dan militer menyukai beliau. Dari sinilah Syekh Nuruddin menjadi lebih pd untuk memberikan kajian keislaman di masjid tersebut.

Ustadz Luthfi Yusuf sangat gemar mengkampanyekan sholat berjamaah. Setelah di Mesir, beliau melanjutkan studinya di Pakistan dan mendapatkan gelar Maulana dan Mufti.

Untuk masalah hukum, Syekh Nuruddin lah yang dijadikan rujukan oleh Ustadz Luthfi Yusuf. Ustadz Luthfi bukan cuma pandai berdakwah tapi juga alim di bidang agama.

Ketika kedua orang ini sudah menjadi tokoh, Syekh Nuruddin sesekali berkunjung ke Pesantren Al-Ihsan Banjarmasin yang diasuh oleh KH Luthfi Yusuf.

Syekh Nuruddin turut berbela sungkawa atas meninggalnya sahabat dekat beliau. Beliau merasakan kehilangan seorang figur dakwah lagi alim dan sangat tawadhu. Kata Syekh Nuruddin, untuk saat ini sulit mengganti sosok seperti KH Luthfi Yusuf yang berdakwah dengan harta, tenaga, dan pikirannya semata-mata karena Allah SWT.





Disarikan oleh Nur Hidayatullah Yuzarsif dari ceramah singkat Syekh Nuruddin Marbu di Malaysia.

Semarang, 31 Maret 2020

Keterangan foto, kiri ke kanan:

Ustadz Luthfi Yusuf, Ustadz Nuruddin Marbu, dan Ustadz Awaluddin Pimay.

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post