Abu al-Zubair berkata: "Sahabat Abdullah bin al-Zubair رضي الله عنهما setiap selesai shalat sehabis salam selalu membaca:
«لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ، وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ»
Abdullah bin al-Zubair berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُهَلِّلُ بِهِنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ»
Rasulullah ﷺ selalu menyaringkan suaranya membaca kalimat tersebut setiap selepas shalat.
Hadits shahih riwayat Ahmad [16105]; Ibnu Abi Syaibah (juz 10 hlm 232); Muslim [594]; Abu Dawud [1507]; al-Nasa'i [1339]; Abu Ya'la [6811]; Ibnu Khuzaimah [741]; dan Ibnu Hibban [2008].
Dalam hadits shahih di atas dijelaskan bahwa Rasulullah ﷺ setiap selesai salam dari shalatnya mengucapkan dzikir dengan suara yang keras dan nyaring. Berarti seorang imam shalat yang membaca dzikir setelah shalat dengan suara keras dan nyaring tidak melakukan kesalahan dan justru mengikuti Rasulullah ﷺ.
Pertanyaan, adakah kelompok yang tidak mau dzikir dengan suara keras dan bahkan menganggapnya bid'ah? Siapakah mereka?
Post a Comment