TAWASSUL DENGAN JEJAK-JEJAK PENINGGALAN PARA NABI AS
Allah berfirman :
َ
“Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka : "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, tabut itu dibawa oleh malaikat.Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman." ( Q.S.Al.Baqarah : 248 )
Dalam At-Tarikh, Ibnu katsir mengatakan, “ Ibnu Jarir mengatakan Menyangkut tabut dalam ayat di atas, “Dahulu Bani Israil jika berperang dengan salah seorang musuh maka mereka senantiasa membawa taabuutulmiitsaaq (peti perjanjian) yang berada dalam qubbatuzzaman sebagaimana telah dijelaskan di muka. Mereka mendapat kemenangan sebab keberkahan dari taabuutulmiitsaaq itu dan sebab kedamaian dan sisa-sisa peninggalan Nabi Musa dan Harun yang berada di dalamnya. Ketika dalam salah satu peperangan mereka melawan penduduk Ghaza dan ‘Asqalan, musuh berhasil mengalahkan mereka dan merebut taabuutulmiitsaaq dari tangan mereka.”
Ibnu Katsir berkata, “Dahulu Bani Israil mengalahkan musuh-musuhnya berkat taabuutulmiitsaaq, yang di dalamnya ada bokor dari emas yang digunakan untuk membasuh dada para Nabi.” (Al-Bidayah jilid 2 hlm. 8). Dalam tafsirnya Ibnu Katsir mengatakan, “Di dalam tabut itu ada tongkat Nabi Musa, tongkat Nabi Harun, dua papan dari Taurat dan beberapa baju Nabi Harun, sebagian ulama berpendapat di dalamnya ada tongkat dan sepasang sandal.” (Tafsir Ibnu Katsir jilid 1 hlm. 313).
Dalam versi Al-Qurthubi : Salah satu profil mengenai Tabut adalah bahwa ia diturunkan Allah kepada Adam. Tabut tersebut tetap berada di tangan Adam sampai akhirnya berada di tangan Ya’qub. Selanjutnya ia berada di tangan Bani Israil, yang dengannya mereka mampu mengalahkan orang yang menyerang mereka. Ketika mereka durhaka kepada Allah, mereka dikalahkan oleh kaum raksasa yang juga merebut tabut tersebut. (Tafsir Al Qurthubi jilid 3 hlm. 247). Fakta tentang Tabut ini sejatinya tidak lain adalah bertawassul dengan jejak-jejak peninggalan para Nabi. Karena tidak ada artinya meletakkan Tabut di depan mereka kecuali dipahami sebagai bentuk tawassul. Allah SWT sendiri meridloi tawassul seperti ini dengan bukti Dia mengembalikannya kepada mereka dan dijadikan sebagai indikasi atas keabsahan Thalut menjadi raja. Allah tidak pernah mengingkari perlakuan mereka terhadap Tabut.
_______________________________________________________________
Allah berfirman :
َ
“Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka : "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, tabut itu dibawa oleh malaikat.Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman." ( Q.S.Al.Baqarah : 248 )
Dalam At-Tarikh, Ibnu katsir mengatakan, “ Ibnu Jarir mengatakan Menyangkut tabut dalam ayat di atas, “Dahulu Bani Israil jika berperang dengan salah seorang musuh maka mereka senantiasa membawa taabuutulmiitsaaq (peti perjanjian) yang berada dalam qubbatuzzaman sebagaimana telah dijelaskan di muka. Mereka mendapat kemenangan sebab keberkahan dari taabuutulmiitsaaq itu dan sebab kedamaian dan sisa-sisa peninggalan Nabi Musa dan Harun yang berada di dalamnya. Ketika dalam salah satu peperangan mereka melawan penduduk Ghaza dan ‘Asqalan, musuh berhasil mengalahkan mereka dan merebut taabuutulmiitsaaq dari tangan mereka.”
Ibnu Katsir berkata, “Dahulu Bani Israil mengalahkan musuh-musuhnya berkat taabuutulmiitsaaq, yang di dalamnya ada bokor dari emas yang digunakan untuk membasuh dada para Nabi.” (Al-Bidayah jilid 2 hlm. 8). Dalam tafsirnya Ibnu Katsir mengatakan, “Di dalam tabut itu ada tongkat Nabi Musa, tongkat Nabi Harun, dua papan dari Taurat dan beberapa baju Nabi Harun, sebagian ulama berpendapat di dalamnya ada tongkat dan sepasang sandal.” (Tafsir Ibnu Katsir jilid 1 hlm. 313).
Dalam versi Al-Qurthubi : Salah satu profil mengenai Tabut adalah bahwa ia diturunkan Allah kepada Adam. Tabut tersebut tetap berada di tangan Adam sampai akhirnya berada di tangan Ya’qub. Selanjutnya ia berada di tangan Bani Israil, yang dengannya mereka mampu mengalahkan orang yang menyerang mereka. Ketika mereka durhaka kepada Allah, mereka dikalahkan oleh kaum raksasa yang juga merebut tabut tersebut. (Tafsir Al Qurthubi jilid 3 hlm. 247). Fakta tentang Tabut ini sejatinya tidak lain adalah bertawassul dengan jejak-jejak peninggalan para Nabi. Karena tidak ada artinya meletakkan Tabut di depan mereka kecuali dipahami sebagai bentuk tawassul. Allah SWT sendiri meridloi tawassul seperti ini dengan bukti Dia mengembalikannya kepada mereka dan dijadikan sebagai indikasi atas keabsahan Thalut menjadi raja. Allah tidak pernah mengingkari perlakuan mereka terhadap Tabut.
_______________________________________________________________
MAFAHIM YAJIBU ANTUSOHHA ( Paham-paham Yang Haris Diluruskan )
Karya Imam Ahlussunnah Wal Jamaah Abad 21
Prof. DR. Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani
Post a Comment