PELESTARIAN KHULAFA RASYIDIN TERHADAP TOMBAK MILIK NABI SAW
Pembahasan Ke-129
Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya kepada Az-Zubair, ia berkata :
لقيت يوم بدر عبيدة بن سعيد بن العاص وهو مدجج لا يرى منه إلا عيناه وهو يكنى أبا ذات
الكرش فقال : أنا أبو ذات الكرش فحملت عليه بالعنزة فطعنته في عينه فمات ، قال هشام :
فأخبرت أن الزبير قال : لقد وضعت رجلي عليه ثم تمطأت فكان الجهد أن نزعتها وقد انثني طرفاها، قال عروة : فساله إياها رسول الله فأعطاه ، فلما قبض رسول الله أخذها ثم طلبها أبو بكر فأعطاه إياها ، فلما قبض أبو بكر ساله إياها عمر ، فأعطاه إياها ، فلما قبض عمر أخذها ، ثم طلبها عثمان منه فأعطاه إياها ، فلما قتل عثمان وقعت عند آل على فطلبها عبد الله ابن الزبير ، فكانت عنده حتى قتل
“Pada saat perang Badar saya bertemu dengan ‘Ubaidah ibnu Sa’id ibnu Al-’Ash yang mengenakan pakaian tempur lengkap hingga yang terlihat Cuma matanya. ‘Ubaidah memiliki julukan Abu Djatil Kirsy. “Saya Abu Djatil Kirsy,” katanya. Lalu saya menyerang dia dengan tombak dan berhasil menusuk matanya hingga ia pun tewas.” Hisyam berkata, “Saya dikabari bahwa Az-Zubair berkata,”Sungguh saya telah menginjakan kaki saya di atas tubuh Abu Djatil Kirsy lalu saya berjalan dengan angkuh. Kemudian dengan susah payah saya mencabut tombak dari tubuh Abu Djatil Kirsy yang ternyata telah bengkok kedua sisinya.” Urwah berkata, “Rasulullah meminta tombak tersebut kepada Az-Zubair dan dia pun menyerahkannya. Sepeninggal beliau, Az-Zubair mengambil kembali tombak itu. Abu Bakar kemudian meminta tombak itu dan Az-Zubair pun memberikannya. Saat Abu Bakar meninggal, ‘Umar memintanya dan Az-Zubair pun mengabulkannya. Wakti ‘Umar meninggal dunia tombak itu diambil oleh Az-Zubair lalu diminta oleh ‘Utsman dan Az-Zubair pun menyerahkannya. Ketika ‘Utsman terbunuh tombak itu jatuh ke tangan keluarga Ali dan Abdullan ibnu Az-Zubair memintanya. Akirnya tombak itu berada di tangan Az-Zubair sampai ia meninggal dunia.” HR Al-Bukhari dalam kitab Al-Maghazi Bab Syuhudu Al-Malaikat Badran.
Ungkapan “Fahamaltu ‘alaihi bi al-’Anazah”, al-’Anazah itu mirip Al-Harbah. Sebagian ulama mengatakan bahwa al-’Anazah itu mirip ‘Ukkaaz yaitu tongkat besi. Intisari dari kisah di atas adalah bahwa Az-Zubair telah membunuh ‘Ubaidab ibnu Sa’id ibnu Al-‘Ash pada waktu perang Badar. Ia menusuk matanya dengan tombak. Lalu Nabi meminta tombak yang digunakannya itu dan ia pun menyerahkannya kepada beliau. Sepeninggal beliau Saw, Az-Zubair mengambilnya lagi kemudian Abu Bakar meminjamnya sampai wafat lalu kembali lagi kepada Az-Zubair selanjutnya diminta oleh ‘Umar dan ia pun menyerahkannya hingga ‘Umar wafat dan kembali lagi ke tangan Az-Zubair. Lalu ‘Utsman meminta tombak itu dan diberikan oleh Az-Zubair. Saat ‘Utsman mati terbunuh tombak itu jatuh ke tangan Ali kemudian Az-Zubair mengambilnya kembali dan tetap di tangannya sampai ia terbunuh. Fathul Bari jilid 7 hlm. 314 dan ‘Umdatul Qaari jilid 17 hlm. 107.
Kami bertanya-tanya ada apa di balik perhatian besar terhadap tombak di atas padahal ada banyak tombak-tombak lain yang barangkali ada yang lebih baik dan bagus. Dari siapakah perhatian besar ini? Sesungguhnya perhatian ini berasal dari empat figur khulafaa’ yang bijak yang menjadi pemimpin agama, pilar-pilar tauhid dan sosok-sosok terpercaya dalam aspek agama.
*PELESTARIAN UMAR IBNU AL KHATTAB TERHADAP TALANG MILIK AL-`ABBAS KARENA RASULULLAH SAW YANG MEMASANGNYA*
Dari Abdullah Ibnu Abbas Ra, ia berkata, “Abbas memiliki talang yang berada di jalannya ‘Umar Ra. Lalu pada hari jum’at ‘Umar memakai pakaiannya. Kebetulan Abbas menyembelih dua ekor anak burung. Ketika Abbas naik ke talang, ia menumpahkan ke dalamnya darah dua ekor anak burung itu. Darah itu ternyata menimpa ‘Umar yang kemudian menyuruh untuk mencopot talang itu. ‘Umar kemudian kembali pulang untuk mengganti baju. Lalu ia datang lagi dan shalat menjadi imam. Lantas Abbas datang kepadanya dan berkata, “Demi Allah, talang yang dicopot itu adalah talang yang dipasang oleh Rasulullah Saw.” “Aku ingin engkau naik di atas punggungku untuk memasang talang di tempat yang dulu beliau memasangnya.” ujar ‘Umar. Abbas pun lalu melakukan apa yang diinginkan ‘Umar. (Al-Kanzu jilid 7 hlm 66).
Al-Imam Abu Muhammad Abdullah ibnu Ahmad ibnu Muhammad ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-Mughni menyatakan, Pasal : Tidak diperbolehkan mengeluarkan talangtalang ke jalan raya dan ke lorong yang tembus kecuali atas seizin penghuni sekitarnya. Abu Hanifah, Malik dan Al-Imam Al Syafi’i mengatakan, “Diperbolehkan mengeluarkan talang-talang itu ke jalan karena ‘Umar melewati rumah Abbas yang telah memasang talang mengarah ke jalan lalu ‘Umar mencopotnya. “Engkau mencopotnya padahal Rasulullah SAS lah yang memasangnya ?” kata Abbas. “Demi Allah, Engkau tidak boleh memasangnya kecuali naik di atas punggungku,” ujar ‘Umar. ‘Umar lalu membungkuk hingga Abbas naik ke atas punggungnya untuk memasang talang.” Al-Mughni karya Ibnu Qudamah jilid 4 hlm. 554.
Wallohu a'lam bishshowaab
MAFAHIM YAJIBU ANTUSOHHA ( Paham-paham Yang Haris Diluruskan )
Karya Imam Ahlussunnah Wal Jamaah Abad 21
Prof. DR. Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani
۩ﷺ۩ اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْاَلُكَ الْبَرْكَۃَ وَالسَّلَامَۃَ لِبِلَادِ اِنْدُوْنِيْسِيَا ...۩ﷺ۩ *{الفاتحة}*
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Bersambung...
Post a Comment