MENARUH PERHATIAN TERHADAP SANDAL NABI DAN MENGADAKAN KAJIAN ILMIAH TERHADAPNYA

MENARUH PERHATIAN   TERHADAP SANDAL NABI DAN MENGADAKAN KAJIAN   ILMIAH TERHADAPNYA
Pembahasan Ke-132

Salah  satu  peninggalan  Nabi  Saw  yang  menarik  perhatian  para  ulama  adalah  sandal beliau.  Ia  dikaji  secara  mendalam  menyangkut aspek sifat,  keserupaan dan warnanya. Para  ulama  menulis  kajian  khusus  dan  artikel-artikel  tersendiri  tentangnya.    Obyek dari semua  upaya  di  atas  sesungguhnya  adalah  pemilik  sandal  yaitu  Nabi  paling  agung  dan Rasul  paling  mulia  SAW.
Jika  kita  menaruh  perhatian  terhadap  peninggalan-peninggalan  tokoh-tokoh besar, pakaian, dan benda-benda  mereka,  mengeluarkan  dana  yang  besar  dan  kecil  untuk memperolehnya,  dan  membangun  museum-museum  khusus dan menyediakan  pakar pakar  spesialis,  maka-nyawaku  menjadi  tebusan beliau Saw – Rasulullah  lebih  utama dan lebih berhak mendapat  perlakuan  seperti  ini.  Seandainya  kita  mengorbankan  nyawa dan  harta  benda  yang tak ternilai harganya  dalam  rangka  melestarikan  peninggalan peninggalan  beliau maka hal ini dinilai  murah semata-mata karena  beliau  SAW.


PERHATIAN   KERAJAAN ARAB SAUDI   TERHADAP   PENINGGALAN BERSEJARAH
Pemerintahan  kita  yang  mulia  telah  diberi  taufik  oleh  Allah  untuk  memberikan  perhatian besar  terhadap  peninggalan-peninggalan  bersejarah. Hal ini dilakukan  sebagai  ungkapan perhatian  terhadap  warisan  agung  kita  dan  melestarikan  jejak-jejak  sejarah  peradaban islam.  Pemerintah  telah  membentuk  departemen  khusus  yang  bertugas  mengurus  dan memperhatikannya  yang  disebut  departemen  purbakala.  Pemerintah  juga  telah menerbitkan  UU khusus dengan berpijak  pada  surat  kerajaan  nomor  :  M  /  26  tanggal  231396  H.  Pemerintah juga  membentuk  dewan  khusus untuk memberikan  pertimbangan terhadap  hal-hal  yang  berkaitan  dengan  persoalan  ini  yang  bernama  Dewan  Tertinggi Kepurbakalaan.  Dewan Kementrian telah  mengeluarkan keputusan  nomor  235  tanggal  21 /  2/1398 H untuk membentuk  anggota  dewan  dengan  dikepalai  menteri  pendidikan  dan anggota  yang  berkuasa  atas urusan dalam negeri,  keuangan,  haji,  wakaf,  informasi  dan peninggalan  bersejarah.


Undang-undang  itu  menjelaskan  bahwa  tujuan  pembentukan  dewan  tertinggi kepurbakalaan  adalah  mengumpulkan  sebanyak mungkin pakar  untuk menjamin departemen kepurbakalaan mencapai  tujuan  yang  diharapkan.

PELESTARIAN TERHADAP BENDA-BENDA PENINGGALAN
Pasal 6 dari undang-undang  berbunyi  :  Departemen  Kepurbakalaan  bekerjasama  dengan instansi-instansi  negara  yang lain - masing-masing menangani  spesialisnya  –  bertugas memelihara  benda-benda peninggalan  dan  tempaat-tempat  bersejarah  sebagaimana  ia bertugas  merawat  barang-barang  antik,  gedung-gedung bersejarah,  beberapa  lokasi pertempuran  dan  peninggalan-peninggalan  yang  wajib  dicatat.

Departemen kepurbakalaan  juga  mencatat  seluruh  peninggalan  yang  diakui  negara  urgensi kesejarahannyadan  nilai  seninya,  dan  bertugas  menjaga  seluruh  peninggalan  tersebut, mengkaji  dan  memamerkannya  secara  pantas  sesuai  dengan  hokum  undang-undang  ini.


_________________________________________________________
MAFAHIM YAJIBU ANTUSOHHA ( Paham-paham Yang Haris Diluruskan )

Karya Imam  Ahlussunnah  Wal  Jamaah  Abad  21
Prof.  DR.  Sayyid  Muhammad  bin  Alwi  Al-Maliki  Al-Hasani

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post