Kepedulian Besar ‘Umar bin Khattab Terhadap Jejak-Jejak Peninggalan Nabi Muhammad SAW

Kepedulian Besar ‘Umar  Terhadap  Jejak-Jejak  Peninggalan  Nabi  SAW

Pembahasan Ke-131

’Umar  bin Khattab RA adalah  sosok  sahabat  yang  sangat  memperdulikan, memiliki  perhatian  besar dan  melestarikan  jejak-jejak  peninggalan  Nabi  Saw.  Karena itu saat ia melihat  orang orang  mengerumuni  sebuah  pohon  yang  mereka  kira  pohon  Ar-Ridlwan,  pohon di mana bai’aturridlwan  terjadi  di  dekatnya  dan  Allah  pun  menyebutkan dalam Al Qur’an  :

“Sesungguhnya  Allah  telah  ridla  terhadap  orang-orang  mu’min  ketika  mereka  berjanji setia  kepadamu  di  bawah  pohon….”  (Q.S.  Al-Fath  :  18)  maka  ‘Umar  langsung menginstruksikan  agar  pohon  itu  ditebang.  Karena  ia  mengetahui  seyakin-yakinnya bahwa  pohon  tersebut  tidak  diketahui  dan  tidak  ada  seorang pun  yang  mengetahui  di  mana tempatnya apalagi pohonnya.  Ia  juga  mengetahui  bahwa  para  sahabat  yang  datang  dan mengangkat  bai’at  di bawah pohon  tersebut  tidak  mengetahui  pohon  tersebut maka bagaimana  mungkin  orang lain mengetahuinya.  Bahkan  mereka  sendiri  terang-terangan menyatakan  tidak  mengetahui  pohon  tersebut  sebagaimana  informasi  yang  terdapat  AsShahihain  dari  Ibnu  ‘Umar bahwasanya  ia  datang pada tahun  setelah  terjadinya bai’aturridlwan.  “Kami  mencari-cari  pohon  Ridlwan  dan  tidak  ada  dua  orang  yang berpendapat  sama  untuk  menentukan  pohon  itu,”  kata  Ibnu  ‘Umar.

Al-Musayyib,  ayah  dari  Sa’id mengatakan, “Sungguh  saya  pernah  melihat  pohon Ridlwan  namun  kemudian  tidak  ingat  lagi.”  Ucapan  Thariq ibnu Abdirrahman,  “Saya berangkat haji  lalu  lewat  bertemu  banyak  orang  yang  sedang  melakukan  shalat.  Saya  pun bertanya,  “Ada  apa  dengan  masjid  ini?”  “Di  sinilah  tempat  pohon  dimana  Rasulullah membai’at  dengan  bai’aturridlwan,”  kata  mereka.  Lalu  saya  mendatangi  Sa’id  ibnu  AlMusayyib  dan  menceritakan  hal  ini.  “Ayahku  menceritakan  kepadaku  bahwa  ia  termasuk sahabat  yang  terlibat  bai’aturridlwan,”  kata Sa’id. “Ayah berkata,  “Ketika saya datang pada  tahun  berikutnya  saya  terlupakan  akan  pohon  itu  dan  kalian  mengetahuinya.  Apakah kalian  lebih  tahu  ?”  lanjutnya.  Dalam  salah  satu riwayat Al-Musayyib  berkata, “Pohon itu menjadi  samar  bagi  kami.”  (Lihat  Shahih  Al-Bukhari  Kitabul  Maghazi  bab  Ghazwatul Hudaibiyyah  dan  Shahih  Muslim  Kitabul  Imarah  bab  Istihbaabu  Mutaba’atil  Imam).

Apabila  kegagalan  menemukan  pohon  Ridlwan  ini  terjadi  di  sela-sela  satu  tahun  dan  pada satu  masa  padahal  para  sahabat  yang  terlibat  pada  bai’aturridlwan  dan  mengangkat  bai’at di  bawah  pohon  Ridlwan  itu  berjumlah  banyak  maka  bagaimana  pendapatmu  perihal pohon  yang  muncul  pada  zaman  ‘Umar  beberapa  tahun  kemudian.

Zaman  sudah  berbeda,  mereka  yang  terlibat  bai’at banyak yang  telah  meningal  dunia, orang-orang  berbeda  pendapat  dalam  menentukan  pohon  penuh  berkah  yang  mendapat kemuliaan  berkat  adanya  bai’at  oleh  Nabi  Saw  dan  telah  terjadi  di  dekat  pohon  itu peristiwa  terbesar  dari  sejarah  pengorbanan  dan  jihad  yang  menggetarkan  langit  dan  bumi dan  disaksikan  para  malaikat  yang  mulia  serta  dicatat  oleh  Al  Qur’an :

۞لَّقَدۡ رَضِيَ ٱللَّهُ عَنِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ يُبَايِعُونَكَ تَحۡتَ ٱلشَّجَرَةِ

”Sesungguhnya  Allah  telah  ridla  terhadap  orang-orang  mu’min  ketika  mereka  berjanji setia kepadamu di bawah  pohon,  maka  Allah  mengetahui  apa  yang  ada  di  dalam  hati mereka lalu  menurunkan  ketenangan atas  mereka  dan  memberi  balasan  kepada  mereka dengan  kemenangan yang dekat  (waktunya).(Q.S. Al-Fath:18)

Selanjutnya  di  dekat  pohon  yang  penuh  keberkahan  ini  terjadi  proklamasi  akan  salah  satu keutamaan  dan  keistimewaan Nabi paling  agung  dan  Rasul  paling  mulia  SAW  yang dicatat dalam Al Qur’an  :

إِنَّ ٱلَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ ٱللَّهَ يَدُ ٱللَّهِ فَوۡقَ أَيۡدِيهِمۡۚ

”Bahwasanya  orang-orang  yang  berjanji  setia  kepada  kamu  sesungguhnya  mereka berjanji  setia  kepada  Allah.  Kekuasaan  Allah  di  atas  kekuasaan  mereka….”  (Q.S.  AlFath  :10)

’Umar Ra tidak menebang  pohon  tersebut untuk  melarang  mencari  keberkahan  dengan jejak-jejak  peninggalan  Nabi  Saw  atau  karena  ia  tidak  meyakini  adanya  keberkahan  itu. Tidak  terdapat  dalam  hatinya  keyakinan  tersebut  sama  sekali  dan  tidak  terlintas  dalam benaknya  selamanya,  dengan  bukti  adanya  fakta  darinya  perihal  mencari  keberkahan  dan ia  memohon  keberkahan  dengan  jejak-jejak  peninggalan  Nabi  Saw  dan  yang  lain  seperti ia  memohon  kepada  Abu  Bakar  tombak  yang  pernah  berada  di  tangan  Rasulullah, merawat  cincin  Rasulullah  dan  sebagainya.  Rasulullah  sendiri  meminjam  tombak  itu  dari Az-Zubair  sebagaimana  tercantum  dalam  Shahih  Al-Bukhari  dalam  bab  Syuhudul Malaikah  Badran.  Dari  Al-Maghazi. Dalam sebagian naskah : Al-Qasthalani jilid 4 hlm.264.


_________________________________________________________
MAFAHIM YAJIBU ANTUSOHHA ( Paham-paham Yang Haris Diluruskan )

Karya Imam  Ahlussunnah  Wal  Jamaah  Abad  21
Prof.  DR.  Sayyid  Muhammad  bin  Alwi  Al-Maliki  Al-Hasani

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post