Kedua, pengamal shalawat mendapat tiga keutamaan,
yaitu satu shalawat dan salam dibalas menjadi sepuluh kali, digugurkan
sepuluh keburukan, dan diangkat dengan sepuluh derajat. Ini sebagaimana
diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi Saw bersabda: “Siapa yang
bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh
kali.” (HR. Muslim/939). Di dalam riwayat dari Anas bin Malik
ditambahkan, “…Digugurkan sepuluh keburukannya, dan diangkat sepuluh
derajatnya”. (HR. al-Nasa’i/1297, kualitas sahih).
Dalam periwayatan Thalhah disebutkan bahwa Nabi Saw pernah terlihat
sangat berbahagia karena hadis ini. Lalu Nabi Saw mengabarkan bahwa
malaikat Jibril datang kepadanya menyampaikan hadis Qudsi. Allah
berfirman: “Hai Muḥammad, apakah engkau menjadi rida apabila seseorang
dari umatmu bershalawat sekali kepadamu, maka Aku bershalawat kepadanya
sepuluh kali. Siapa pun dari umatmu yang mengucapkan salam kepadamu
sekali, maka Aku memberikan salam kepadanya sepuluh kali.”
(al-Nasā’ī/1283, kualitas ḥasan).
Apabila dengan shalawat, seseorang dapat memperoleh kemuliaan
shalawat dan salam dari Allah, maka wajar jika ia menjadi makhluk
–terdekat dengan Nabi Saw. Para sahabat di masa Nabi Saw merasa terharu
ketika mendapatkan salam dari Allah. Bahkan tidak hanya itu, Ubay bin
Ka‘ab tidak tahan berlinang air mata saat Nabi Saw mengabarkan bahwa
Allah menyebut namanya sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan
Muslim. Hal yang sama juga terjadi pada ‘Aisyah bint Abu Bakr.
_____________
DR. Arrazy Hasyim., MA
Sumber: https://bit.ly/2RB1p2t
Post a Comment