قال المؤلف رحمه الله تعالى:
ابوه عبد الله عبد المطلب # وهاشم عبد مناف ينتسب
وأمه آمنة الزهرية # ارضعه حليمة السعدية
"Ayahnya adalah Abdullah bin Abdul Muththolib bin Hasyim bin Abdi Manaf nasabnya. Dan Ibunya adalah Aminah az Zuhriyah, disusui oleh Halimah as Sa'diyah".
Penjelasan
Setelah menjelaskan tentang Nasab Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dari pihak ayah dan ibu, As Syaikh Ahmad al Marzuki menjelaskan bahwa ibu susuan Rasulullah adalah Halimah as Sa'diyah.
Sebelumnya Rasulullah disusui oleh Tsuwaibah.
Tsuwaibah adalah budak perempuan Abu Lahab yang dimerdekakan ketika Abu Lahab mendengar berita gembira tentang kelahiran nabi Muhammad (keponakannya).
Halimah as Sa'diyyah adalah Halimah binti Abu Dzuaib as Sa'diyah. As Sa'diyyah adalah nisbat pada kakek beliau yang bernama Sa'd ibn Bakr
Ketika menyusui Rasulullah, Halimah mendapatkan keberkahan dan kebaikan yang melimpah.
Rizki melimpah ruah dan kehidupan menjadi penuh dengan kebahagian.
Rasulullah bertempat tinggal bersama Halimah selama empat tahun
Setelah empat tahun di sana, malaikat Jibril bersama malaikat Mikail datang, membawa nabi Muhammad ke suatu tempat dan membedah dada beliau. Hati beliau dikeluarkan dibelah dan gumpalan darah hitam yang ada di dalam hati beliau dikeluarkan, kemudian hati beliau dicuci.
Gumpalan darah hitam diciptakan pada setiap manusia, gumpalan itu yang membuat manusia menerima godaan syetan. Maka dengan dihilangkannya dari hati Rasulullah, maka Rasulullah tidak akan bisa diganggu oleh syetan.
Ketika Halimah mengetahui kejadian tersebut dia menjadi khawatir, kemudian dia mengembalikan nabi pada ibunya.
Pada umur 6 tahun, sayyidah Aminah bersama ummu Aiman membawa nabi Muhammad pergi ke Madinah untuk mengunjungi paman-pamannya dari pihak ibu dari bani an Najjar.
Setelah satu bulan di sana, mereka pulang ke Makkah. Di tengah perjalanan sayyidah Aminah sakit dan wafat, lalu dimakamkan di daerah Abwa' (daerah antara Madinah dan Makkah, tetapi lebih dekat ke Madinah).
Selanjutnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diasuh oleh kakeknya Abdul Muththolib sampai umur 8 tahun.
Setelah kakeknya wafat, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diasuh oleh pamannya, Abu Tholib.
Perhatian
Ayah dan ibu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam itu selamat di akhirat, tidak masuk ke dalam neraka, dengan argumentasi sebagai berikut:
1. Sebagian ulama mengatakan bahwa keduanya adalah ahlul fatrah, orang yang hidup sebelum diutusnya seorang Rasul
Allah ta'ala berfirman:
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِینَ حَتَّىٰ نَبۡعَثَ رَسُولا
[Surat Al-Isra' 15]
"Dan tidaklah Kami mengadzab sampai Kami mengutus seorang Rasul".
2. Allah memberikan ilham keduanya untuk beriman, meskipun Rasulullah belum diutus menjadi seorang Rasul.
3. Allah menghidupkan keduanya setelah diutusnya nabi dan masuk ke dalam Islam kemudian diwafatkan kembali.
Adapun hadits yang mengatakan:
إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ
meskipun disebutkan dalam Shahih Muslim, tetapi para Huffadz mendloifkannya, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai hijjah dalam Aqidah.
Diantara para Huffadz yang mendloifkannya adalah al Hafidz as Suyuthi dalam kitab نجاة والدي النبي
والله أعلم بالصواب
Post a Comment