سَوَابِقُ الهِماَمِ لاَ تَحْرِقُ اَسْوَرَالاَقْدَارِ
3. "Kerasnya himmah /semangat perjuangan, tidak dapat menembus tirai takdir.”
kekeramatan atau kejadian-kejadian yang luar biasa dari seorang wali itu, tidak dapat menembus keluar dari takdir, maka segala apa yang terjadi semata-mata hanya dengan takdir الله."
Hikmah ini menjadi ta’lil atau sebab dari hikmah sebelumnya (Iroodatuka tajriid) seakan akan Mushonnif berkata: Hai murid, keinginan /himmahmu pada sesuatu, itu tidak ada gunanya, karena himmah yang keras / kuat itu tidak bisa menjadikan apa-apa seperti yang kau inginkan, apabila tidak ada dan bersamaan dengan taqdir dari الله. Jadi hikmah ini (Sawa-biqul himam) mengandung arti menentramkan hati murid dari keinginannya yang sangat.
SAWAA-BIQUL HIMAM (keinginan yang kuat): apabila keluar dari orang-orang sholih /walinya الله itu disebut: Karomah. Apabila keluar dari orang fasiq disebut istidroj/ penghinaan dari الله.
Firman الله سبحانه وتعالى :
(وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ)
“Dan tidaklah kamu berkehendak, kecuali apa yang dikehendaki الله Tuhan yang mengatur alam semesta.” [At-Takwir 29]. “Dan tidaklah kamu menghendaki kecuali apa yang dikehendaki oleh الله, sungguh الله Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” [QS. Al-Insaan 30]
Post a Comment