Hadits ke 8
الحَدِيْثُ الثَّامِنُ
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ
رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Hadits Kedelapan
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 25 dan Muslim, no. 21]
Hadits ini perlu di ketahui asbabul wurudnya, penempatan dan maksudnya. Juga perlu tahu hakikat dakwah dan jihad. Sehingga tidak salah faham.
Hadits ini di pakai dasar dalam kondisi perang. dan itupun sesudah dilakukan dakwah terlebih dahulu.
Dalam kitab hayatus shohabah jilid 1 di jelaskan bahwa Sahabat semisal kholid bin walid / salman al farisi, memberi contoh fase dakwah ketika di medan perang.
Yaitu :
1. dakwah kepada islam.
2. lalu dakwah tunduk pada pemerintahan islam (membayar jizyah) dg tetap mendapat keamanan dan bebas beragama.
3. Baru tahap ke 3 jika tidak mau keduanya, di ajak perang.
Kita juga harus tahu adab adab perang dlm islam.
Jadi, ini hanya sekilas saja. Bahwa perlu pemahaman kaffah mmahami sebuah hadits. Jangan ditelan mentah.
Sehingga jadi radikal dan memvonis dg nafsu. naudzubillah.
Dalam kondisi damai kita berdampingan dg masyarakat majemuk spt skarang maka dakwah nabi yg bil hal, hikmah dan penuh kasih sayang lebih tepat di lakukan.
والله اعلم بالصواب
Post a Comment