TERJEMAH KASYIFATUSSAJA Syarah Safinatun Naja (Pembahasan ke-156)

Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Assyafii

Pembahasan ke-156

ولو حمل مصحفا مع كتاب في جلد واحد فحكمه حكم المصحف مع المتاع في التفصيل المار بالنسبة للحمل أما المس فيحرم مس الجلد المسامت للمصحف دون ما عداه وإنما حرم مس جلد المصحف مع أنه حائل. والمس من ورائه لا يؤثر كما في عدم نقض الوضوء بالمس من وراء حائل لأن حرمة المس هنا تعظيم للمصحف فحرم من وراء حائل مبالغة فيه. والنقض في الوضوء بالمس لما فيه من إثارة الشهوة المفقود ذلك مع الحائل. ولا يجب منع صبي مميز ولو جنبا من
حمل مصحفه ومسه لحاجة تعلمه ومشقة استمراره متطهرا فمحل ذلك إن كان للدراسة
قال الشبراملسي بخلاف تمكينه من الصلاة والطواف أو نحوهما مع الحدث .انتهى

Dan jikalau seseorang membawa mushhaf bersama kitab di dalam satu [kantong] kulit.


maka hukumnya adalah hukum [membawa] mushhaf bersama barang dagangan, di dalam perincian [penjelasan detail] yang telah berlaku, dengan dikaitkan kepada hukum membawa.

Adapun memegang, maka diharamkan memegang kulit yang membalut pada mushaf, bukan kulit yang selainnya.

Dan sesungguhnya diharamkan [bagi yang ber-hadats] memegang kulit mushhaf hanyalah disertai bahwasanya kulit itu sebagai penghalang,

sedangkan memegang dari belakang kulit adalah tidak berpengaruh, sebagaimana tidak batalnya wudhu dengan sebab pemegangan dari balik penghalang,

karena sesungguhnya pengharaman di sini [dalam persoalan mushhaf ini] adalah sebagai bentuk pengagungan kepada mushhaf, maka haram [menyentuh] dari balik penghalang [kulit mushhafl, lantaran berupaya maksimal dalam pengagungan tersebut.

Sementara batalnya wudhu dengan sebab pemegangan, karena sesuatu yang terdapat pada pemegangan tersebut, yaitu pengaruh syahwat yang dapat hilang [pengaruh syahwat] itu disertai dengan adanya penghalang.

Dan tidak wajib mencegah bocah yang berusia tamyiz walaupun berkeadaan junub dari membawa mushhaf dan memegangnya karena keperluan mempelajarinya dan lataran membuat sulit terus menerusnya bocah itu dalam kondisi suci.

Maka Ietak pembolehan hal Itu adalah jika keadaannya untuk belajar.

Telah berkata Syekh Asy-Syibromialisiy: “Berbeda halnya. memberi keleluasaan kepada anak kecil untuk sholat dan thowaf atau semacamnya, disertai kondisi berhadats'. Selesai Asy-Syibromalisiy.


0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post