Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Assyafii
Pembahasan ke-153
ولا يشترط كون المتاع ظرفا له ومحل جواز الحمل فيما ذكر حيث لم يعد ماساله بأن غرز فيه شيئا وحمله اذ مسه حرام ولو بحائل ولو بلا قصد قال النووي في التبيان أجمع المسلمون على وجوب صيانة المصحف واحترامه قال أصحابنا وغيرهم ولو ألقاه مسلم في القاذورة والعياذ بالله تعالى صار الملقي كافرا قالوا ويحرم توسده بل توسد آحاد كتب العلم حرام ويستحب أن يقوم للمصحف إذا قدم به عليه لأن القيام مستحب للفضلاء من العلماء والأخيار فالمصحف أولى (ويحرم على الجنب) أي المحدث حدثا أوسط (ستة أشياء) أحدها (الصلاة)
Dan tidak disyaratkan keadaan barang dagangan sebagai wadah bagi mushaf.
Dan letak pembolehan membawa mushaf pada hal-hal yang telah disebutkan itu adalah sekiranya tidak diperhitungkan sebagai pemegang mushaf baginya.
dengan semisal ia menusukkan pada mushaf itu akan sesuatu, dan ia membawa sesuatu itu,
sebab memegang mushhaf adalah haram (ketika berhadats) walaupun dengan adanya penghalang dan walaupun tidak disengaja.
Telah berkata Imam An-Nawawiy di dalam kitab at-Tibyan: 'Kaum muslimin bersepakat atas kewajiban menjaga mushaf dan memuliakannya".
Telah berkata para sahabat kita [ulama madzhab asy-syafii] dan selain mereka: 'Seandainya seorang muslim membuang mushhaf ke dalam kotoran [tahi], _kita berlindung kepada Allah ta'ala dari hal itu,_ maka orang yang melemparkan itu menjadi kafir.
Mereka mengatakan: 'Dan haram menjadikan mushaf sebagai bantal, bahkan menjadikan bantal terhadap satuan-satuan kitab-kitab ilmu [syariat] adalah diharamkan.
Dan disunnahkan agar ia berdiri untuk [memuliakan] mushhaf, apabila seseorang datang dengan membawakan mushhaf kepadanya,
karena sesungguhnya sikap berdiri adalah hal yang disunnahkan untuk (menghormat) para orang utama dari kalangan ulama dan orang-orang pilihan, maka [berdiri demi memuliakan kepada] mushaf adalah hal yang lebih utama".
(Dan diharamkan bagi orong junub) yakni orang yang ber-hadats, dengan hadats sedang [pertengahan] (enam perkara).
Perkara haram yang pertama adalah (Shalat)
Wallahua'lambisshawab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya
Pembahasan ke-153
ولا يشترط كون المتاع ظرفا له ومحل جواز الحمل فيما ذكر حيث لم يعد ماساله بأن غرز فيه شيئا وحمله اذ مسه حرام ولو بحائل ولو بلا قصد قال النووي في التبيان أجمع المسلمون على وجوب صيانة المصحف واحترامه قال أصحابنا وغيرهم ولو ألقاه مسلم في القاذورة والعياذ بالله تعالى صار الملقي كافرا قالوا ويحرم توسده بل توسد آحاد كتب العلم حرام ويستحب أن يقوم للمصحف إذا قدم به عليه لأن القيام مستحب للفضلاء من العلماء والأخيار فالمصحف أولى (ويحرم على الجنب) أي المحدث حدثا أوسط (ستة أشياء) أحدها (الصلاة)
Dan tidak disyaratkan keadaan barang dagangan sebagai wadah bagi mushaf.
Dan letak pembolehan membawa mushaf pada hal-hal yang telah disebutkan itu adalah sekiranya tidak diperhitungkan sebagai pemegang mushaf baginya.
dengan semisal ia menusukkan pada mushaf itu akan sesuatu, dan ia membawa sesuatu itu,
sebab memegang mushhaf adalah haram (ketika berhadats) walaupun dengan adanya penghalang dan walaupun tidak disengaja.
Telah berkata Imam An-Nawawiy di dalam kitab at-Tibyan: 'Kaum muslimin bersepakat atas kewajiban menjaga mushaf dan memuliakannya".
Telah berkata para sahabat kita [ulama madzhab asy-syafii] dan selain mereka: 'Seandainya seorang muslim membuang mushhaf ke dalam kotoran [tahi], _kita berlindung kepada Allah ta'ala dari hal itu,_ maka orang yang melemparkan itu menjadi kafir.
Mereka mengatakan: 'Dan haram menjadikan mushaf sebagai bantal, bahkan menjadikan bantal terhadap satuan-satuan kitab-kitab ilmu [syariat] adalah diharamkan.
Dan disunnahkan agar ia berdiri untuk [memuliakan] mushhaf, apabila seseorang datang dengan membawakan mushhaf kepadanya,
karena sesungguhnya sikap berdiri adalah hal yang disunnahkan untuk (menghormat) para orang utama dari kalangan ulama dan orang-orang pilihan, maka [berdiri demi memuliakan kepada] mushaf adalah hal yang lebih utama".
(Dan diharamkan bagi orong junub) yakni orang yang ber-hadats, dengan hadats sedang [pertengahan] (enam perkara).
Perkara haram yang pertama adalah (Shalat)
Wallahua'lambisshawab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya
Post a Comment