Pembahasan ke-142
أو بعده أو معه أو شك في تقدمه فلا نقض (الثالث إلتقاء بشرتي رجل وامرأة كبيرين أجنبيين من غير حائل) وينتقض وضوء كل منهما من لذة أو لا عمدا أو سهوا أو كرها بعضو سليم أو أشل. ولو كان الرجل هرما أو ممسوحا ولو كان أحدهما ميتا لكن لا ينتقض وضوء الميت أو كان أحدهما من الجن ولو كان على غير صورة الآدمی ككلب حيث تحققت الذكورة أو الانوثة بخلاف ما لو تولد شخص بین آدمی وحيوان آخر غير جنى فلا نقض بلمسه ولو على صورة ألآدمى حاصله أن اللمس ناقض بشروط خمسة أحدها أن يكون بين مختلفي ذكورة وأنوثة ثانيها أن يكون بالبشرة دون الشعر والسن والظفر فلا نقض بشیء منها
atau [bergeser] setelah bangun, atau bersamaan dengan bangun, atau ragu-ragu dalam hal berdahulunya [antara bergeser dan bangun], maka tidak batal wudhunya.
([Perkara yang membatalkan wudhu] yang ketiga adalah bertemunya kulit laki-laki dan wanita, yang telah dewasa, yang ajnabiy [tidak samahrom], dengan tanpa ada penghalang).
Dan menjadi batal wudhu masing masing dari kedua orang itu, [baik] karena rasa nikmat ataupun tidak, [dilakukan] dengan sengaja, lupa ataupun terpaksa, dengan [menggunakan] organ yang normal atau yang lumpuh,".
walaupun keadaan si lelaki sebagai orang telah renta atau dikebiri, dan walaupun keadaan salah satu dari dua orang itu adalah mayyit, akan tetapi tidak batal wudhu si mayyit," atau salah satu dari keduanya berupa jin, walaupun tidak berwujud manusia, seperti [berbentuk] anjing, sekiranya dapat dibuktikan [perbedaan] kelelakian dan kewanitaan [jin tersebut].
Berbeda halnya dengan sesuatu, seandainya terlahir seseorang [hasil perkawinan] antara manusia dan hewan lain yang bukan jin, maka tidak membatalkan wudhu dengan menyentuhnya, walaupun berbentuk manusia.
Kesimpulannya bahwa suatu persentuhan adalah pembatal wudhu itu dengan lima syarat.
Syarat pertama, keadaan persentuhan itu antara dua lawan jenis, yakni laki laki dan perempuan.
Syarat kedua, keadaan persentuhan dengan kulit, bukan rambut, gigi dan kuku, maka tidak membatalkan wudhu [persentuhan] dengan sesuatu dari tiga media itu [rambut gigi dan kuku].
Wallahua'lambisshawab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya
أو بعده أو معه أو شك في تقدمه فلا نقض (الثالث إلتقاء بشرتي رجل وامرأة كبيرين أجنبيين من غير حائل) وينتقض وضوء كل منهما من لذة أو لا عمدا أو سهوا أو كرها بعضو سليم أو أشل. ولو كان الرجل هرما أو ممسوحا ولو كان أحدهما ميتا لكن لا ينتقض وضوء الميت أو كان أحدهما من الجن ولو كان على غير صورة الآدمی ككلب حيث تحققت الذكورة أو الانوثة بخلاف ما لو تولد شخص بین آدمی وحيوان آخر غير جنى فلا نقض بلمسه ولو على صورة ألآدمى حاصله أن اللمس ناقض بشروط خمسة أحدها أن يكون بين مختلفي ذكورة وأنوثة ثانيها أن يكون بالبشرة دون الشعر والسن والظفر فلا نقض بشیء منها
atau [bergeser] setelah bangun, atau bersamaan dengan bangun, atau ragu-ragu dalam hal berdahulunya [antara bergeser dan bangun], maka tidak batal wudhunya.
([Perkara yang membatalkan wudhu] yang ketiga adalah bertemunya kulit laki-laki dan wanita, yang telah dewasa, yang ajnabiy [tidak samahrom], dengan tanpa ada penghalang).
Dan menjadi batal wudhu masing masing dari kedua orang itu, [baik] karena rasa nikmat ataupun tidak, [dilakukan] dengan sengaja, lupa ataupun terpaksa, dengan [menggunakan] organ yang normal atau yang lumpuh,".
walaupun keadaan si lelaki sebagai orang telah renta atau dikebiri, dan walaupun keadaan salah satu dari dua orang itu adalah mayyit, akan tetapi tidak batal wudhu si mayyit," atau salah satu dari keduanya berupa jin, walaupun tidak berwujud manusia, seperti [berbentuk] anjing, sekiranya dapat dibuktikan [perbedaan] kelelakian dan kewanitaan [jin tersebut].
Berbeda halnya dengan sesuatu, seandainya terlahir seseorang [hasil perkawinan] antara manusia dan hewan lain yang bukan jin, maka tidak membatalkan wudhu dengan menyentuhnya, walaupun berbentuk manusia.
Kesimpulannya bahwa suatu persentuhan adalah pembatal wudhu itu dengan lima syarat.
Syarat pertama, keadaan persentuhan itu antara dua lawan jenis, yakni laki laki dan perempuan.
Syarat kedua, keadaan persentuhan dengan kulit, bukan rambut, gigi dan kuku, maka tidak membatalkan wudhu [persentuhan] dengan sesuatu dari tiga media itu [rambut gigi dan kuku].
Wallahua'lambisshawab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya
Post a Comment