Pembahasan ke-146
كأن يظن إمرأة أجنبية زوجته فيطؤها وكوطء المكره بفتح الراء وأما الوطء بشبهة المحل كوطء أمة ولده أو شريك الأمة المشتركة أو سيد مگاتبته أو بشبهة الطريق أي المذهب وهو أن يعقد عليها أى المرأة بجهة قالها عالم يعتد بخلافه كالحنفى ونحوه فإنه لا يوصف بحمرمة
وسمى وطء أمة الولد بشبهة المحل لأن مال الولد كله محل لإعفاف أصله ومنه الجارية
فإعفاف الولد هو أن يهيء للأصل مستمتعا بالحليلة ويمونها ومثال شبهة الطريق كالنكاح بلا شهود عند العقد عند مالك ويجب الإشهاد عنده قبل الدخول
seperti seseorang mengira wanita lain sebagai isterinya, lalu ia menyetubuhinya, dan seperti [juga] persetubuhan oleh laki laki yang dipaksa, lafazh almukrohin Jengan dibaca fathah huruf ro-nya.
Adapun persetubuhan dengan syubhat mahall [kesamaran obyek] seperti menyetubuhi budak perempuan [milik] anaknya, atau budak perempuan milik bersama, atau [persetubuhan] tuan kepada budak perempuan mukatabah-nya [budak yang berada dalam pembebasan dari tuannya dengan penggantian yang dibayar budak tetsebut].
Atau dengan syubhat thoriq [kesamaran aliran] yakni [kesamaran] madzhab, yaitu seorang pria menyakini atas seorang wanita, yakni seorang perempuan, dengan sisi pendapat orang alim yang mengatakan wanita itu diperhitungkan (bukan mahromnya)", berbeda dengan madzhab pria tadi, seperti pria ber-madzhab Hanafi dan semacamnya, maka sesungguhnya hal berbeda madzhab itu tidak bisa disifati [ditentukan] dengan ke-mahrom-an.
Dan dinamakan persetubuhan pada budak perempuan milik anak dengan sebutan syubhat mahall [kesamaran obyek], karena sesungguhnya harta milik anak seluruhnya adalah sebagai obyek bagi peng-iffah-an [penjagaan diri dari hal-hal yang tidak baik] bagi orang tuanya, dan termasuk darinya adalah budak muda [milik anak itu].
Maka sikap peng-ijfah-an [untuk orang tua] oleh seorang anak adalah ia mempersiapkan untuk orang tuanya hal yang dapat menyenangkannya, berupa halilah [Isteri atau budak perempuan], dan menyediakan biaya hidup halilah orang tuanya.
Contoh [persetubuhan] syubhat thoriq [kesamaran lantaran beda madzhab] adalah seperti pernikahan dengan tanpa saksi-saksi, ketika akad nikah dilakukan, menurut Imam Malik, dan wajib mengadakan persaksian menurut beliau sebelum melakukan persetubuhan,
Wallahua'lambisshawab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya
كأن يظن إمرأة أجنبية زوجته فيطؤها وكوطء المكره بفتح الراء وأما الوطء بشبهة المحل كوطء أمة ولده أو شريك الأمة المشتركة أو سيد مگاتبته أو بشبهة الطريق أي المذهب وهو أن يعقد عليها أى المرأة بجهة قالها عالم يعتد بخلافه كالحنفى ونحوه فإنه لا يوصف بحمرمة
وسمى وطء أمة الولد بشبهة المحل لأن مال الولد كله محل لإعفاف أصله ومنه الجارية
فإعفاف الولد هو أن يهيء للأصل مستمتعا بالحليلة ويمونها ومثال شبهة الطريق كالنكاح بلا شهود عند العقد عند مالك ويجب الإشهاد عنده قبل الدخول
seperti seseorang mengira wanita lain sebagai isterinya, lalu ia menyetubuhinya, dan seperti [juga] persetubuhan oleh laki laki yang dipaksa, lafazh almukrohin Jengan dibaca fathah huruf ro-nya.
Adapun persetubuhan dengan syubhat mahall [kesamaran obyek] seperti menyetubuhi budak perempuan [milik] anaknya, atau budak perempuan milik bersama, atau [persetubuhan] tuan kepada budak perempuan mukatabah-nya [budak yang berada dalam pembebasan dari tuannya dengan penggantian yang dibayar budak tetsebut].
Atau dengan syubhat thoriq [kesamaran aliran] yakni [kesamaran] madzhab, yaitu seorang pria menyakini atas seorang wanita, yakni seorang perempuan, dengan sisi pendapat orang alim yang mengatakan wanita itu diperhitungkan (bukan mahromnya)", berbeda dengan madzhab pria tadi, seperti pria ber-madzhab Hanafi dan semacamnya, maka sesungguhnya hal berbeda madzhab itu tidak bisa disifati [ditentukan] dengan ke-mahrom-an.
Dan dinamakan persetubuhan pada budak perempuan milik anak dengan sebutan syubhat mahall [kesamaran obyek], karena sesungguhnya harta milik anak seluruhnya adalah sebagai obyek bagi peng-iffah-an [penjagaan diri dari hal-hal yang tidak baik] bagi orang tuanya, dan termasuk darinya adalah budak muda [milik anak itu].
Maka sikap peng-ijfah-an [untuk orang tua] oleh seorang anak adalah ia mempersiapkan untuk orang tuanya hal yang dapat menyenangkannya, berupa halilah [Isteri atau budak perempuan], dan menyediakan biaya hidup halilah orang tuanya.
Contoh [persetubuhan] syubhat thoriq [kesamaran lantaran beda madzhab] adalah seperti pernikahan dengan tanpa saksi-saksi, ketika akad nikah dilakukan, menurut Imam Malik, dan wajib mengadakan persaksian menurut beliau sebelum melakukan persetubuhan,
Wallahua'lambisshawab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya
إرسال تعليق