Ngaji Kitab Tauhid Aswaja ( Qathrul Ghaits fi Syarhi Masail Abil Laits ) BAB III


BAB III
ĪMĀN KEPADA MALAIKAT (Bagian Ke-1)

الكتاب : قطر الغيث في شرح مسائل أبي الليث
المؤلف: الشيخ محمد نووي بن عمر الجاوي البنتني

Qathrul Ghaits fi Syarhi Masail Abil Laits
Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar Al Jawi Al Bantani

اﻟسّلامــ عليكـمــ ورحمـۃ اﻟلّـہ وبركاتہ

ِ الحمد لله وشكرالله
الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.،
اللّهمّ صل وسلم وبارك على سيدنا  محمد واله واصحابه وامّته اجمعين

قَالُوْا سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَاۤ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا  ۗ  اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
(QS. Al-Baqarah [2] : 32)
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا , وَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـا
“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (QS. Thoha: 114) "dan berikanlah aku pemahaman yang baik"

Salam Santun & ta'zhim kepada para ustadz/ustadzah Serta salam ukhuwah fillah sahabat Hijrah (HC & HCM + ODOAH) yang insyaa Allah dirahmati Allah.
Semoga semua dalam keadaan sehat walafiat, aamiin yaa rabbal 'aalamiin..


BAB III
ĪMĀN KEPADA MALAIKAT (Bagian Ke-1)

مَسْئَلَةٌ إِذَا قِيْلَ لَكَ:

كَيْفَ تُؤْمِنُ بِالْمَلَائِكَةِ؟

فَالْجَوَابُ إِنَّ الْمَلَائِكَةَ أَصْنَافٌ فَمِنْهُمْ حَمَلَةُ الْعَرْشِ وَ مِنْهُمْ حَافُّوْنَ وَ مِنْهُمْ رُوْحَانِيُّوْنَ وَ مِنْهُمْ كُرُوْبِيُّوْنَ وَ مِنْهُمْ سَفَرَةٌ أَيْ جِبْرِيْلٌ وَ مِيْكَائِيْلُ وَ إِسْرَافِيْلُ وَ عِزْرَائِيْلُ وَ مِنْهُمْ حَفَظَةٌ وَ مِنْهُمْ كَتَبَةٌ وَ كُلُّهُمْ مَخْلُوْقُوْنَ عَبِيْدَ اللهِ لَا يُوْصَفُوْنَ بِذُكُوْرَةٍ وَ لَا بِأُنُوْثَةٍ وَ لَيْسَ لَهُمْ شَهْوَةٌ وَ لَا نَفْسٌ وَ لَا أَبٌ وَ لَا أُمٌّ وَ لَا يَشْرَبُوْنَ وَ لَا يَأْكُلُوْنَ وَ لَا يَعْصُوْنَ اللهَ مَا آمَرَهُمْ وَ يَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ وَ مُحَبَّتُهُمْ شَرْطُ الْإِيْمَانِ وَ يُغْضُهُمْ كُفْرٌ.

Soal : “Apabila ditanyakan kepada engkau: “Bagaimana engkau berīmān kepada malaikat?”

Jawab : “Malaikat itu bermacam-macam keadaan, tugas dan bentuknya, di antara mereka adalah (1) malaikat Ḥamalat-ul-‘Arsy, (2) Malaikat Ḥaffūn, (3) Ruḥāniyyūn, (4) Karūbiyyūn, (5) Malaikat Safarah (duta) yaitu: Jibrīl, Mīkā’īl, Isrāfīl, dan ‘Izrā’īl; (6) Malaikat Ḥafazhah dan (7) Malaikat Katabah. Para malaikat itu adalah makhluk yang mengabdi kepada Allah, tidak laki-laki dan tidak perempuan, tidak memiliki syahwat atau nafsu, tidak memiliki ayah dan ibu, tidak makan dan tidak minum, tidak pernah membangkang kepada Allah dalam menjalankan tugas yang diperintahkan kepadanya dan selalu mengiyakan apa yang diperintahkan. Mengimani para malaikat adalah syarat sahnya īmān seseorang, sedangkan membenci mereka adalah suatu kekufuran.”

Penjelasan : (Bagian 1)

Malaikat itu banyak sekali jumlahnya, hanya Allah-lah yang mengetahuinya, mereka itu bermacam-macam keadaan, tugas dan bentuknya, di antara Malaikat itu ada yang disebut:

1) Ḥamalat-ul-‘Arsy, artinya Malaikat pemikul ‘Arsy.
Malaikat Ḥamalat-ul-‘Arsy itu paling tinggi derajatnya dan paling pertama keberadaannya dibandingkan Malaikat yang lain. Jumlah Malaikat Ḥamalat-ul-‘Arsy di dunia sekarang ada empat dan di hari kiamat nanti ada delapan.

Allah berfirman:

وَ يَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ. (الحاقة: 17).

“Dan pada hari itu terdapat delapan Malaikat pemikul ‘arsy Tuhanmu.”
(QS. al-Ḥāqqah: 17).

Semuanya seperti bentuk kambing gunung yang jarak antara kuku dan lututnya sebanyak perjalanan tujuh puluh tahun oleh burung yang tercepat terbangnya.

Adapun ‘Arsy, menurut suatu keterangan berupa permata berwarna hijau, luar biasa besarnya, dia merupakan makhluk yang paling besar, setiap hari dihiasi dengan seribu warna cahaya, tak seorangpun makhluk Allah dapat melihatnya dan apapun makhluk yang diletakkan di sana tampak seperti benda kecil di sebuah sahara yang membentang luas. Disebutkan pula, bahwa ‘Arsy itu menjadi qiblat penduduk langit, sebagaimana Ka‘bah menjadi qiblat penduduk bumi.


2) Malaikat Ḥaffūn, yaitu Malaikat yang mengelilingi ‘Arsy.
Imām Wahhāb bin Munabbih berkata: Sesungguhnya di sekeliling ‘arsy terdapat tujuh puluh ribu barisan malaikat yang bershaf-shaf mengitari ‘Arsy jika sebagian menghadap maka sebagian lainnya membaca tahlil dan sebagian membaca takbir. Di belakang 70.000 barisan malaikat itu terdapat 70.000 barisan malaikat yang sama berdiri, tangannya dikalungkan pada lehernya dan diletakkan pada pundak-pundak mereka. Apabila mereka mendengar bacaan takbir dan tahlil para malaikat yang sedang thawaf tadi dengan mengeraskan suaranya, maka mereka mengucapkan:

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ مَا أَعْظَمَكَ وَ أَحْلَمَكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلهَ غَيْرُكَ، أَنْتَ الْأَكْبَرُ، وَ الْخَلْقُ كُلُّهُمْ لَكَ رَاجِعُوْنَ.

“Maha Suci Engkau dan segala puji untuk-Mu, ya Allah, betapa Agung dan Mulia Engkau, Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan selain Engkau, Engkau Maha Besar dan kepada-Mu seluruh malaikat kembali.”

Allah s.w.t. berfirman:

وَ تَرَى الْمَلَائِكَةَ حَافِّيْنَ حَوْلَ الْعَرْشِ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّكَ.

“Dan kamu (Muḥammad) akan melihat malaikat-malaikat berbaris melingkar di sekeliling ‘Arsy bertasbih memuji Tuhan-Nya.”

Di belakang seluruh bagian Malaikat tersebut ada lagi seratus ribu barisan malaikat dengan tangan bersedekap (meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri) yang tiap-tiap mereka membaca tasbih yang berbeda-beda. Malaikat-malaikat itu memiliki sayap, dan jarak antara sayap satu dengan sayap lainnya selebar perjalanan delapan ratus tahun, dan jarak antara daun telinga dan pundaknya selebar perjalanan yang menghabiskan masa selama empat ratus tahun. Allah ta‘ālā membuat tabir antara para malaikat yang berada di kanan kiri ‘Arsy itu dengan tujuh puluh tabir dari cahaya, tujuh puluh tabir dari gelap, 70 tabir dari intan putih, 70 tabir dari air, dan 70 tabir dari kesejukan, yang hanya diketahui oleh Allah.

3) Malaikat Ruḥāniyyūn, mereka ini menurut salah satu riwayat berada di tanah berwarna putih bagaikan marmer, lebarnya seluas area kecepatan perjalanan matahari kali empat puluh hari dan panjangnya hanya Allah s.w.t. yang mengetahuinya, mereka bergemuruh membaca tasbih dan tahlil. Andaikata suara mereka dibuka dan diperdengarkan pada penduduk bumi maka mereka sungguh hancur karena kerasnya suara itu. Pangkal barisan malaikat ruhani itu adalah hingga sampai pada para malaikat pemikul ‘Arsy.

4) Malaikat Karūbiyyūn, adalah malaikat-malaikat terhormat di antara para malaikat di sekeliling ‘Arsy.

والله أعلم بالصّواب

______
🎬 Bersambung..

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post