Filosofi Tehnik Pemadam Kebakaran

Foto Ustadz Ahmad Sarwat bersama Tim Damkar

Teknik Pemadam Kebakaran

By. Ahmad Sarwat, Lc.MA

Pasukan pemadam kebakaran itu kadang unik cara kerjanya. Mereka seringkali tidak menyemprot di sumber api yang sedang berkobar. Mereka justru menyemprot dengan busa atau air ke bagian yang belum terbakar. 

Konon alasannya memutus mata rantai kobaran api, biar tidak meluas. Sedangkan benda yang sudah terlanjur terbakar, kalau masih bisa dipadamkan apinya ya dipadamkan.

Tapi kalau api sudah menghanguskan hampir keseluruhan benda itu, dipadamkan apinya pun hampir tidak ada gunanya. Toh bendanya sudah gosong song song. Sudah jadi arang. 

Maka yang diselamatkan justru benda-benda di sekitarannya yang belum sempat terbakar. Kalau ada orang, mereka pun tidak segan untuk  menggotong atau menggendong keluar. 

Surat-surat berharga juga diprioritaskan untuk diselamatkan. Beberapa perabotan yang masih bisa dicangking, silahkan dibawa serta.

Lalu bagian gedung yang belum terbakar, biasanya disemprot biar api nggak doyan memakannya.

Ini berarti selain menyelamatkan benda itu, juga memutus kobaran api biar tidak membesar.

Maka . . . 

Ketika ada paham-paham keliru yang dikobarkan oleh kalangan tertentu, boleh jadi kita tidak memadamkan di pusat titik apinya. 

Sebaliknya, orang-orang di sekitarannya yang ada potensi terkena paham keliru itu yang justru diselamatkan.

Mereka itu yang disemprotkan air atau busa zat anti api yang membuat api tidak bisa menyambar atau membakarnya. 

Dengan demikian, kobaran api bisa dipersempit bahkan diputus penyebarannya. Api itu akan mati dengan sendirinya, ketika tidak ada lagi benda yang bisa dibakarnya. 

Apinya kehabisan bahan bakar.

Sumber: Fb Ustadz Ahmad Sarwat

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post