Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar Al Jawi Al Bantani
اﻟسّلامــ عليكـمــ ورحمـۃ اﻟلّـہ وبركاتہ
ِ الحمد لله وشكرالله
الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.،
اللّهمّ صل وسلم وبارك على سيدنا محمد واله واصحابه وامّته اجمعين
قَالُوْا سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَاۤ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
(QS. Al-Baqarah [2] : 32)
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا , وَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـا
“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (QS. Thoha: 114) "dan berikanlah aku pemahaman yang baik"
Salam Santun & ta'zhim kepada para ustadz/ustadzah Serta salam ukhuwah fillah sahabat Hijrah (HC & HCM + ODOAH) yang insyaa Allah dirahmati Allah.
Semoga semua dalam keadaan sehat walafiat, aamiin yaa rabbal 'aalamiin..
أول العلم النية، ثم الاستماع، ثم الفهم، ثم الحفظ، ثم العمل، ثم النشر
"Awal dari sebuah ilmu adalah niat (tekad kemauan), kemudian mendengar (menyimak), kemudian memahami (mempelajari), kemudian menjaga (menghafalkan), kemudian mengamalkan (menerapkan), kemudian menyebarluaskan (membagikan)."
(-Abdullah Ibn Mubarak-)
“Kitab Qathrul Ghaits fi Syarhi Masaili Abil Laits” karya Syeikh Nawawi Al Bantani merupakan syarah dari kitab “Matan Masail” karya Syekh Al-Imam Abil Laits Al-Muhaddits Al-Mufassir yang dikenal dengan Imam Al-Huda Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim Al-Hanafi As-Samarqandi atau syeikh Abi Laits As-Samarqandi.
Kitab QATHRUL GHAITS yang didalamnya membahas tentang ilmu Tauhid ini adalah sangat penting sekali untuk dipelajari secara mendalam oleh segenap santri dan kaum Muslimin.
Sebab, memahami kitab seperti ini merupakan sebagian tanda Muslim yang sejati, karena dia dapat mengerti serta memahami hakikat dirinya dan mengenal Tuhan yang menciptakannya, sehingga dia dapat menghambakan diri kepada Allah Swt. Secara haq tanpa ada keraguan sedikitpun dihatinya.
Kitab QATHRUL GHAITS ini tidak sama seperti kitab-kitab ilmu Tauhid lainnya, sebab kitab ini dalam segala tatarannya berbentuk tanya-jawab tentang masalah dasar-dasar akidah Islam, Sehingga sangat mudah untuk dipahami dan dimengerti meski pun hanya disertai sebagian dari dalil naqli yang dapat menolak keraguan yang dicetuskan oleh filosofis baru, serta membetulkan kesalahan-kesalahan yangmembahayakan terhadap akidah,dengan disertai keterangan yang menarik hati pembaca untuk mencintai agama yang jelas serta mengingat kembali pada ajaran nabi Muhammad ﷺ .
Semoga kitab ini dapat diajarkan diseluruh Pondok Pesantren dan sekolah, demi menjaga tegaknya akidah para santri dan para murid dalam mengikuti syariat nabi tercinta Muhammad ﷺ
Dan semoga kitab ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya bagi semua yang membacanya serta menjadi tambahan barokah dari Allah Swt. Amin ya Rabbal Alamin…
Bagi yang mau mendownload kitab bahasa arabnya, silakan klik,
https://www.maktabana.com/2017/12/qothrul-ghaits-by-nawawi-al-bantani.html?m=1
Maqolah 1
MUQADDIMATUL MUALLIF
بسم الله الرحمن الرحيم
الحَمْدُ للهِِ الِّذِى هَدَانَا لِلإِسْلامِ وَالإِيْمَانِ وَخَصَّ بَعْضَ عِبَادِهِ بِالطَّاعَاتِ وَبَعْضَهُمْ بِالعِصْيَانِ وَالصَّلاةُ وَالسَّلامُ عَلى أَفْضَلِ الرُّسُلِ سَيِّدِ وَلَدِ اۤدَمَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاۤلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ عَدَدَ مَا جَرَى بِهِ َالَق.
اما بعد
Murtakibuddzunub Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi Asy-Syafi’i berkata:
“Ini adalah kitab syarah dari permasalahan-permasalahan Syekh Al-Imam Abil Laits Al-Muhaddits Al-Mufassir yang dikenal dengan Imam Al-Huda Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim Al-Hanafi As-Samarqandi,
kitab ini memperjelas makna-makna dan memperkaya dasar-dasar dari permasalahan-permasalahan tersebut.
Saya memberi nama kitab ini “QATHRUL GHAITS FI SYARHI MASAILI ABIL LAITS”.
Hanya kepada Allah saya memohon semoga Ia memberikan manfaat sebab kitab ini kepada setiap orang yang mempelajarinya dengan hati yang salim serta menjadikannya yang ikhlas semata-mata mencari ridla Allah Al-Karim. Sesungguhnya Allah Dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang.
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan menyebut asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Ismul jalalah (الله) tidak mustaq dan tidak pula manqul.
Al pada ismul jalalah adalah "zaidah lazimah" bukan litta’rif (untuk mema’rifat) tetapi Al tersebut memang sudah diletakkan demikian.
Ismul jalalah adalah suatu asma yang mencakup pada asma-asma Allah yang indah dan sifat-sifat-Nya yang agung.
Lafadh Ar-Rahman artinya adalah Dzat yang banyak memberi rahmat dengan nikmat-nikmat yang agung, sedang lafadh Ar-Rahim artinya adalah Dzat yang banyak memberi rahmat dengan nikmat-nikmat yang kecil.
Adapun pengkhususan asma dengan asma-asma ini ialah agar orang yang arif tahu bahwa yang berhak untuk dimintai dalam semua masalah adalah Ia yang maha disembah yang hakiki, pemberi semua nikmat yang besar dan yang kecil.
Mushannif mendahului kitabnya ini dengan basmalah karena mengikuti kitab-kitab samawi dan mengamalkan hadits-hadist yang telah diriwayatkan.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Rasulullah saw. beliau bersabda:
“Apabila seorang hamba menulis Bismillahhirahmanirrahim pada sebuah papan atau kitab, maka sesungguhnya para malaikat akan mencatat untuknya suatu pahala dan memohonkan ampunan untuknya selagi asma itu berada pada papan atau kitab tersebut”.
Segala puja-puji bagi Allah tuhan semesta alam pemilik semua makhluk, dan pahala yang mulia hanya bagi orang-orang yang bertaqwa, yakni balasan Allah terhadap meninggalkan kemaksiatan. Shalawat tambahan rahmat dari Allah yang disertai dengan penghormatan dan juga salam penghormatan dari Allah semoga selalu0 dihaturkan kepada Saiyidina Muhammad saw. Beliau adalah putra Abdillah, makhluk paling sempurna dalam penciptaan dan budi pekertinya yang diutus di Makkah dan diwafatkan di Madinah al-Musyarrafah, juga kepada keluarga-keluarga beliau, yaitu diantara ahlil iman yang telah membantu beliau serta kepada para sahabat beliau, mereka adalah orang-orang yang berkumpul dengan beliau semasa hidup dan setelah kenabian beliau serta beriman terhadap beliau. Para sahabat yang masih hidup setelah Rasulullah wafat berjumlah seratus duapuluh empat ribu sahabat radhiyallah anhum, sebanyak jumlah para Nabi dan sebanyak jumlah para wali dalam setiap tahun.
والله أعلم بالصّواب
________
Bersambung..
===================
Syekh Nawawi al-bantani ( w. 1314 H.) menulis penjelasan (syarah) atas kitab masa'il karya syekh abu layts nashr al-hanafi as-samarqandi ( w. 373 H.).
Melalui metode dialog, syekh abu layts menjawab tujuh belas pertanyaan menyangkut iman dan rukun iman.
Masa'il dalam kitab ini antara lain :
apa itu iman, bagaimana beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, berapa jumlahnya, bagaimana beriman kepada para nabi, siapakah yang diberikan syari'at, berapa jumlah mereka, berapakah yang menjadi rosul, apakah mengenali nama dan jumlah mereka semua menjadi syarat keimanan, bagaimana beriman kepada hari ahir dan qodlo' dan qodarNya. lalu apakah keimanan itu mendapatkan ganjaran? apa yang di maksud dengan iman? bagamanakah jika seorang sholat, puasa, zaat, mencintai malaikat, kitab, rosul dan qodarNya, mengerjakan perintahNya dan menjauhkan laranganNya, dan mengkiuti tradisi Nabi saw, apakah itu dapat disebut iman? apakah iman dapat disifatkan suci dan apakah iman itu mahluk atau bukan.
Syekh muhammad nawawi telah merinci dalil Al-qur'an, alhadits serta pendapat ulama, dari setiap jawaban syekh abu layts as-samarqandi.
====================
الحمدلله رب العالمين 🤲🏻
Demikian Materi Kajian Rutin (Kantin) Kitab Tauhid karya Ulama Aswaja Nusantara hari ini.
Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan ilmu buat sahabat hijrah fillah semua di grup ini. Silakan dibagikan.
بارك الله فيكم..
Jazakumullahu Khairan atas perhatian semuanya.
Perbedaan Dalam Khilafiyah Bukan Untuk Dipertentangkan Tapi Untuk Bisa Saling Menghargai Dan Toleransi. Kedepankan Ukhuwah Islamiyah Agar Tak Mudah Dipecah Belah. Jaga Persatuan & Persaudaraan.
Beda itu Pasti. Bersaudara Itu Harus..
Tapi Dalam Aqidah Tak Boleh Salah, Agar Tidak Tersesat & Menyesatkan.
Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah
اللهُ مَوْجُودٌ بِلَا مَكَانٍ وَلَا جِهَةٍ وَلاَكَيْف
"Allah Ada Tanpa Tempat & Tanpa Arah, dan Tanpa Serupa Apapun."
اﻟسّلامــ عليكـمــ ورحمـۃ اﻟلّـہ وبركاتہ
ِ الحمد لله وشكرالله
الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.،
اللّهمّ صل وسلم وبارك على سيدنا محمد واله واصحابه وامّته اجمعين
قَالُوْا سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَاۤ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
(QS. Al-Baqarah [2] : 32)
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا , وَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـا
“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (QS. Thoha: 114) "dan berikanlah aku pemahaman yang baik"
Salam Santun & ta'zhim kepada para ustadz/ustadzah Serta salam ukhuwah fillah sahabat Hijrah (HC & HCM + ODOAH) yang insyaa Allah dirahmati Allah.
Semoga semua dalam keadaan sehat walafiat, aamiin yaa rabbal 'aalamiin..
أول العلم النية، ثم الاستماع، ثم الفهم، ثم الحفظ، ثم العمل، ثم النشر
"Awal dari sebuah ilmu adalah niat (tekad kemauan), kemudian mendengar (menyimak), kemudian memahami (mempelajari), kemudian menjaga (menghafalkan), kemudian mengamalkan (menerapkan), kemudian menyebarluaskan (membagikan)."
(-Abdullah Ibn Mubarak-)
“Kitab Qathrul Ghaits fi Syarhi Masaili Abil Laits” karya Syeikh Nawawi Al Bantani merupakan syarah dari kitab “Matan Masail” karya Syekh Al-Imam Abil Laits Al-Muhaddits Al-Mufassir yang dikenal dengan Imam Al-Huda Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim Al-Hanafi As-Samarqandi atau syeikh Abi Laits As-Samarqandi.
Kitab QATHRUL GHAITS yang didalamnya membahas tentang ilmu Tauhid ini adalah sangat penting sekali untuk dipelajari secara mendalam oleh segenap santri dan kaum Muslimin.
Sebab, memahami kitab seperti ini merupakan sebagian tanda Muslim yang sejati, karena dia dapat mengerti serta memahami hakikat dirinya dan mengenal Tuhan yang menciptakannya, sehingga dia dapat menghambakan diri kepada Allah Swt. Secara haq tanpa ada keraguan sedikitpun dihatinya.
Kitab QATHRUL GHAITS ini tidak sama seperti kitab-kitab ilmu Tauhid lainnya, sebab kitab ini dalam segala tatarannya berbentuk tanya-jawab tentang masalah dasar-dasar akidah Islam, Sehingga sangat mudah untuk dipahami dan dimengerti meski pun hanya disertai sebagian dari dalil naqli yang dapat menolak keraguan yang dicetuskan oleh filosofis baru, serta membetulkan kesalahan-kesalahan yangmembahayakan terhadap akidah,dengan disertai keterangan yang menarik hati pembaca untuk mencintai agama yang jelas serta mengingat kembali pada ajaran nabi Muhammad ﷺ .
Semoga kitab ini dapat diajarkan diseluruh Pondok Pesantren dan sekolah, demi menjaga tegaknya akidah para santri dan para murid dalam mengikuti syariat nabi tercinta Muhammad ﷺ
Dan semoga kitab ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya bagi semua yang membacanya serta menjadi tambahan barokah dari Allah Swt. Amin ya Rabbal Alamin…
Bagi yang mau mendownload kitab bahasa arabnya, silakan klik,
https://www.maktabana.com/2017/12/qothrul-ghaits-by-nawawi-al-bantani.html?m=1
Bahasan KAJIAN
Maqolah 1
MUQADDIMATUL MUALLIF
بسم الله الرحمن الرحيم
الحَمْدُ للهِِ الِّذِى هَدَانَا لِلإِسْلامِ وَالإِيْمَانِ وَخَصَّ بَعْضَ عِبَادِهِ بِالطَّاعَاتِ وَبَعْضَهُمْ بِالعِصْيَانِ وَالصَّلاةُ وَالسَّلامُ عَلى أَفْضَلِ الرُّسُلِ سَيِّدِ وَلَدِ اۤدَمَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاۤلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ عَدَدَ مَا جَرَى بِهِ َالَق.
اما بعد
Murtakibuddzunub Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi Asy-Syafi’i berkata:
“Ini adalah kitab syarah dari permasalahan-permasalahan Syekh Al-Imam Abil Laits Al-Muhaddits Al-Mufassir yang dikenal dengan Imam Al-Huda Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim Al-Hanafi As-Samarqandi,
kitab ini memperjelas makna-makna dan memperkaya dasar-dasar dari permasalahan-permasalahan tersebut.
Saya memberi nama kitab ini “QATHRUL GHAITS FI SYARHI MASAILI ABIL LAITS”.
Hanya kepada Allah saya memohon semoga Ia memberikan manfaat sebab kitab ini kepada setiap orang yang mempelajarinya dengan hati yang salim serta menjadikannya yang ikhlas semata-mata mencari ridla Allah Al-Karim. Sesungguhnya Allah Dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang.
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan menyebut asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Ismul jalalah (الله) tidak mustaq dan tidak pula manqul.
Al pada ismul jalalah adalah "zaidah lazimah" bukan litta’rif (untuk mema’rifat) tetapi Al tersebut memang sudah diletakkan demikian.
Ismul jalalah adalah suatu asma yang mencakup pada asma-asma Allah yang indah dan sifat-sifat-Nya yang agung.
Lafadh Ar-Rahman artinya adalah Dzat yang banyak memberi rahmat dengan nikmat-nikmat yang agung, sedang lafadh Ar-Rahim artinya adalah Dzat yang banyak memberi rahmat dengan nikmat-nikmat yang kecil.
Adapun pengkhususan asma dengan asma-asma ini ialah agar orang yang arif tahu bahwa yang berhak untuk dimintai dalam semua masalah adalah Ia yang maha disembah yang hakiki, pemberi semua nikmat yang besar dan yang kecil.
Mushannif mendahului kitabnya ini dengan basmalah karena mengikuti kitab-kitab samawi dan mengamalkan hadits-hadist yang telah diriwayatkan.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Rasulullah saw. beliau bersabda:
“Apabila seorang hamba menulis Bismillahhirahmanirrahim pada sebuah papan atau kitab, maka sesungguhnya para malaikat akan mencatat untuknya suatu pahala dan memohonkan ampunan untuknya selagi asma itu berada pada papan atau kitab tersebut”.
Segala puja-puji bagi Allah tuhan semesta alam pemilik semua makhluk, dan pahala yang mulia hanya bagi orang-orang yang bertaqwa, yakni balasan Allah terhadap meninggalkan kemaksiatan. Shalawat tambahan rahmat dari Allah yang disertai dengan penghormatan dan juga salam penghormatan dari Allah semoga selalu0 dihaturkan kepada Saiyidina Muhammad saw. Beliau adalah putra Abdillah, makhluk paling sempurna dalam penciptaan dan budi pekertinya yang diutus di Makkah dan diwafatkan di Madinah al-Musyarrafah, juga kepada keluarga-keluarga beliau, yaitu diantara ahlil iman yang telah membantu beliau serta kepada para sahabat beliau, mereka adalah orang-orang yang berkumpul dengan beliau semasa hidup dan setelah kenabian beliau serta beriman terhadap beliau. Para sahabat yang masih hidup setelah Rasulullah wafat berjumlah seratus duapuluh empat ribu sahabat radhiyallah anhum, sebanyak jumlah para Nabi dan sebanyak jumlah para wali dalam setiap tahun.
والله أعلم بالصّواب
________
Bersambung..
===================
Syekh Nawawi al-bantani ( w. 1314 H.) menulis penjelasan (syarah) atas kitab masa'il karya syekh abu layts nashr al-hanafi as-samarqandi ( w. 373 H.).
Melalui metode dialog, syekh abu layts menjawab tujuh belas pertanyaan menyangkut iman dan rukun iman.
Masa'il dalam kitab ini antara lain :
apa itu iman, bagaimana beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, berapa jumlahnya, bagaimana beriman kepada para nabi, siapakah yang diberikan syari'at, berapa jumlah mereka, berapakah yang menjadi rosul, apakah mengenali nama dan jumlah mereka semua menjadi syarat keimanan, bagaimana beriman kepada hari ahir dan qodlo' dan qodarNya. lalu apakah keimanan itu mendapatkan ganjaran? apa yang di maksud dengan iman? bagamanakah jika seorang sholat, puasa, zaat, mencintai malaikat, kitab, rosul dan qodarNya, mengerjakan perintahNya dan menjauhkan laranganNya, dan mengkiuti tradisi Nabi saw, apakah itu dapat disebut iman? apakah iman dapat disifatkan suci dan apakah iman itu mahluk atau bukan.
Syekh muhammad nawawi telah merinci dalil Al-qur'an, alhadits serta pendapat ulama, dari setiap jawaban syekh abu layts as-samarqandi.
====================
الحمدلله رب العالمين 🤲🏻
Demikian Materi Kajian Rutin (Kantin) Kitab Tauhid karya Ulama Aswaja Nusantara hari ini.
Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan ilmu buat sahabat hijrah fillah semua di grup ini. Silakan dibagikan.
بارك الله فيكم..
Jazakumullahu Khairan atas perhatian semuanya.
Perbedaan Dalam Khilafiyah Bukan Untuk Dipertentangkan Tapi Untuk Bisa Saling Menghargai Dan Toleransi. Kedepankan Ukhuwah Islamiyah Agar Tak Mudah Dipecah Belah. Jaga Persatuan & Persaudaraan.
Beda itu Pasti. Bersaudara Itu Harus..
Tapi Dalam Aqidah Tak Boleh Salah, Agar Tidak Tersesat & Menyesatkan.
Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah
اللهُ مَوْجُودٌ بِلَا مَكَانٍ وَلَا جِهَةٍ وَلاَكَيْف
"Allah Ada Tanpa Tempat & Tanpa Arah, dan Tanpa Serupa Apapun."
Assalamualaikum..ada kitabnya ..atau pdf nya bang..?
ReplyDelete👍👍👍👍
Bagi yang mau mendownload kitab bahasa arabnya, silakan klik,
Deletehttps://www.maktabana.com/2017/12/qothrul-ghaits-by-nawawi-al-bantani.html?m=1
afwan, yang bahasa indonesianya tak ada
Post a Comment