Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani Pembahasan ke-108
وخرج بالنجاسة المنجسة النجس المعفو عنه كميتة لا دم سلها سائل ونجس لا يدركه طرف معتدل حيث لم يخصل بفعله ولو من مغلظ كما إذا عف الذباب على نجس رطب ثم وقع في ماء قليل أو مائع فانه لا ينجس مع أنه علق في رحله نجاسة لا يدركها الطرف وما على منفذ حيوان طاهر غير آدمی وروث سمك لم يغير الماء ولم يضعه فيه عبثا وما يمسه العسل من الكوارة التي تجعل من روث نحو البقر وجرة البعير والحق به فم ما يحتر من ولد البقر والضأن إذا إلتقم أخلاف أمه. وفم صبی تنجس ثم غاب واحتمل طهارته كفم الهرة فانه لا ينجس الماء القليل. وذرق الطيور في الماء وإن لم يكن من طيوره وبعر فأرة عم الإبتلاء به وبعر شاة وقع في اللبن حال الحلب
Dan keluar dari batasan najis yang menajiskan, yaitu najis yang dimaafkan, seperti (1) bangkai yang tidak ada darah mengalir padanya, dan (2) Najis yang pandangan mata normal tidah dapat melihatnya, dimana tidak akan berhasil [terlihat] dengan tindakan nyata melihatnya itu, walaupun [najis tersebut] dari najis mughollazoh [berat].
Sebagaimana apabila seekor lalat telah hinggap di atas najis yang basah, kemudian lalat itu terjatuh [tercebur] di air sedikit atau benda cair, maka sungguh air yang sedikit itu tidak najis, disertai bahwasanya tergantung di kaki lalat itu suatu najis, yang pandangan mata tidak dapat melihat najis tersebut,
dan (3) sesuatu yang ada di Iubang heluarnya kotoran [bol] hewan yang suci, yang selain manusia, dan (4) tahi ikan yang tidak merubah [keadaan] air dan tidak ditempatkan [tidak dicebutkan] najis itu di dalam air tersebut dengan tindakan sia-sia,
dan (5) sesuatu yang disentuh oleh madu, yaitu sarang lebah, yang sarang lebah itu terbuat dari kotoran seumpama sapi, dan (6) bekas mamahan unta.
Dan dipersamakan [hukumnya] dengannya, mulut hewan yang memamah, berupa anak sapi dan domba, apabila anak hewan itu menyusu pada puting-puting susu induknya.
Dan (7) mulut anak kecil yang terkeno najis, kemudian ia menghilang [perg] dan dimungkinkan menjadi suci mulutnya, sama seperti mulut kucing, maka sesungguhnya hal itu [mulut anak kecii tersebut] tidak menajiskan air yang sedikit
Dan (8) kotoran burung yang ada di dalam air, meskipun kotoran itu bukan berasal dari burung-burungnya [yang hinggap di atas air].
Dan (9) tahi tikus yang merata cobaan dengannya, dan (10) tahi kambing yang terjatuh ke dalam susu ketika memerah susu.
وخرج بالنجاسة المنجسة النجس المعفو عنه كميتة لا دم سلها سائل ونجس لا يدركه طرف معتدل حيث لم يخصل بفعله ولو من مغلظ كما إذا عف الذباب على نجس رطب ثم وقع في ماء قليل أو مائع فانه لا ينجس مع أنه علق في رحله نجاسة لا يدركها الطرف وما على منفذ حيوان طاهر غير آدمی وروث سمك لم يغير الماء ولم يضعه فيه عبثا وما يمسه العسل من الكوارة التي تجعل من روث نحو البقر وجرة البعير والحق به فم ما يحتر من ولد البقر والضأن إذا إلتقم أخلاف أمه. وفم صبی تنجس ثم غاب واحتمل طهارته كفم الهرة فانه لا ينجس الماء القليل. وذرق الطيور في الماء وإن لم يكن من طيوره وبعر فأرة عم الإبتلاء به وبعر شاة وقع في اللبن حال الحلب
Dan keluar dari batasan najis yang menajiskan, yaitu najis yang dimaafkan, seperti (1) bangkai yang tidak ada darah mengalir padanya, dan (2) Najis yang pandangan mata normal tidah dapat melihatnya, dimana tidak akan berhasil [terlihat] dengan tindakan nyata melihatnya itu, walaupun [najis tersebut] dari najis mughollazoh [berat].
Sebagaimana apabila seekor lalat telah hinggap di atas najis yang basah, kemudian lalat itu terjatuh [tercebur] di air sedikit atau benda cair, maka sungguh air yang sedikit itu tidak najis, disertai bahwasanya tergantung di kaki lalat itu suatu najis, yang pandangan mata tidak dapat melihat najis tersebut,
dan (3) sesuatu yang ada di Iubang heluarnya kotoran [bol] hewan yang suci, yang selain manusia, dan (4) tahi ikan yang tidak merubah [keadaan] air dan tidak ditempatkan [tidak dicebutkan] najis itu di dalam air tersebut dengan tindakan sia-sia,
dan (5) sesuatu yang disentuh oleh madu, yaitu sarang lebah, yang sarang lebah itu terbuat dari kotoran seumpama sapi, dan (6) bekas mamahan unta.
Dan dipersamakan [hukumnya] dengannya, mulut hewan yang memamah, berupa anak sapi dan domba, apabila anak hewan itu menyusu pada puting-puting susu induknya.
Dan (7) mulut anak kecil yang terkeno najis, kemudian ia menghilang [perg] dan dimungkinkan menjadi suci mulutnya, sama seperti mulut kucing, maka sesungguhnya hal itu [mulut anak kecii tersebut] tidak menajiskan air yang sedikit
Dan (8) kotoran burung yang ada di dalam air, meskipun kotoran itu bukan berasal dari burung-burungnya [yang hinggap di atas air].
Dan (9) tahi tikus yang merata cobaan dengannya, dan (10) tahi kambing yang terjatuh ke dalam susu ketika memerah susu.
Wallohu a'lam bishshowaab
_______________________________________
Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Asy-syafi'i
Diterjemahkan oleh :Zaenal Arifin Yahya
Post a Comment