Terjemah Kasyifatus Saja Syarah Safinatun Naja Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani (Pembahasan ke-37)

Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Assyafii
Diterjemahkan oleh :
Zaenal Arifin Yahya
=============================
الى حضرة الشيخ محمد نووي بن عمر الجاوي البنتني التناري الشافعي ... {الفاتحة}
Aku berniat tholabul ilmi karena Alloh swt
🛳🛳🛳🛳🛳🛳🛳🛳🛳🛳🛳

﷽اللهم على سيدنا محمد ﷺ الحمد لله حمدا يوافي نعمه ويكافيء مزيده ....
___ Pembahasan : (ke-37) ___

(توضيح) قوله حج بفتح الحاء وكسرها وهو مصدر مضاف لمفعوله

ومن فاعله وهو إسم موصول مبنى على السكون في محل رفع

والتقدير وأن يحج البت المستطيع

ومثل ذلك ما في الحديث الذي رواه الشيخان وهو قوله ﷺ بنى الإسلام على خمس إلى أن قال وحج البيت
كما قاله على الأشموني في كتابه
الملقب بمنهج السالك

وأما حج البيت في قوله تعالى والله على الناس حج البيت من استطاع اليه سبيلا

فلا يتعين من للفاعلية با يحتمل کونه بدلا من الناس بدل بعض من كل حذف رابطه لفهمه أي من استطاع منهم

وأن يكون مبتدأ خبره محذوف أي فعليه أن يحج أو شرطية جوابها محذوف أي فليحج كما قاله محمد الصبان في حاشيته

وقوله إليه عائد إلى البيت متعلق
باستطاع

(Keterangan tambahan)
Ucapan pengarang (Syekh Salim bin Sumair): "Hijju" dengan di-fathah kan huruf ha-nya, dan dapat dikasroh-kan huruf ha-nya. Lafazh tersebut merupakan mashdar yang di-idhofah-kan kepada mafül-nya, dan kalimat man sebagai fail-nya, dan kalimat man adalah isim maushül yang mabni atas sukun dalam kedudukan rofa.

Dan perkiraan kalimatnya adalah wa an yahujjal Baital Mustathi'u (Dan mestilah berhaji ke Baitulõh orang yang mampu].

Dan hal serupa dengan hal itu adalah kalimat yang terdapat di dalam hadits yang telah diriwayatkan oleh Asy-Syaikhon [Imam Bukhori dan Imam Muslim], yaitu sabda Nabi : "Islam didirikan atas lima perkara", sampai sabda "dan pergi haji ke
Baitulloh", sebagaimana Syekh Ali Al-Asymuniy mengatakannya di dalam kitab beliau, yang diberi nama dengan Manhajus Sälik.

*Adapun kalimat hijjul Baiti di dalam
firman Alloh ta'ala ... mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allöh, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullõh ... (QS. 3 Āli 'Imron: 97)

Maka tidak dipastikan lafazh man sebagai fail, akan tetapi dimungkinkan keberadaannya sebagai badal (pengganti) dan lafazh an-Nas yaitu badal sebagian dan keseluruhan, dibuang "Tafazhi penghubungnya" karena sudah dipahami, perkiraan kalimatnya adalah man istath'a minhum (Siapa saja yang telah mampu dari mereka).

Dan [dimungkinkan] keadaannya sebagai mubtada yang khobar-nya dibuang, maksudnya adalah fa-
alaihi an yahujja (maka wajib baginya adalah berhaji)", atau sebagai syarath, yang jawab syarath-nya dibuang, perkiraan kalimatnya adalah fal-yahujja [maka hendaklah ia berhaji], sebagaimana Syekh Muhammad Ash-Shobban telah
mengatakan hal itu di dalam kitab Hasyiah beliau.

Dan ucapan pengarang (Syekh Salim bin Sumair): "ilaihi" sebagai 'Aid (perkara yang kembali] kepada lafazh al-Bait, yang berketerkaitan dengan
lafazh istatho'a.

🛳🛳🛳🛳🛳🛳🛳🛳🛳🛳🛳
Wallohu a'lam bishshowaab...
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
۩ﷺ۩ اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْاَلُكَ الْبَرْكَۃَ وَالسَّلَامَۃَ لِبِلَادِ اِنْدُوْنِيْسِيَا ...۩ﷺ۩ {الفاتحة}
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
⏸ Bersambung besok 🔜

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post