Seputar Bulan Muharram (Bagian 2)

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

3️⃣ Puasa ‘Asyuro (Tanggal 10 Muharram)
Hari ‘Asyuro merupakan hari yang sangat dijaga keutamannya oleh Rasululloh sholallohu 'alaihi wasallam, sebagaimana hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan,
“Aku tidak pernah melihat Rasululloh shalallahu ‘alaihi wasallam begitu menjaga keutamaan satu hari di atas hari-hari lainnya, melebihi hari ini (yaitu hari ‘Asyuro) dan bulan yang ini (yaitu bulan Ramadhan).”
(HR. Bukhari-Muslim)Salah satu bentuk menjaga keutamaan hari ‘Asyuro adalah dengan berpuasa pada hari tersebut. Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai di Madinah, sementara orang-orang Yahudi berpuasa ‘Asyuro, mereka mengatakan, “Ini adalah hari di mana Musa menang melawan Fir’aun.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada para sahabat, "Kalian lebih berhak terhadap Musa dari pada mereka (orang Yahudi), karena itu berpuasalah”
(HR. Bukhari)

Rasululloh sholallohu 'alaihi wasallam menyebutkan pahala bagi orang yang melaksanakan puasa sunnah ‘Asyuro, sebagaiamana riwayat dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa Asyuro, kemudian beliau menjawab,
“Puasa Asyuro menjadi penebus dosa setahun yang telah lewat”
(HR. Muslim)

4️⃣ Muhasabah dan Introspeksi Diri
Hari berganti dengan hari dan bulan pun silih berganti dengan bulan. Tidak terasa pergantian tahun sudah kita jumpai lagi, rasa-rasanya sangat cepat waktu telah berlalu. Semakin bertambahnya waktu, maka semakin bertambah pula usia kita. Perlu kita sadari, bertambahnya usia akan mendekatkan kita dengan kematian dan alam akhirat.

Sebuah pertanyaan besar, “Semakin bertambah usia kita, apakah amal kita bertambah atau malah dosakah yang bertambah??!”
Maka pertanyaan ini hendaknya kita jadikan alat untuk muhasabah dan introspeksi diri kita masing-masing. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, masa hidupku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”

Wahai saudaraku, sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk menuju perjalanan yang panjang di akhirat kelak dengan amalan-amalan sholeh?

Sudahkah kita siap untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatan yang telah kita perbuat di hadapan Alloh Ta'ala kelak?

Alloh Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan setiap diri hendaklah memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…”
(QS. Al Hasyr: 18)

Ibnu Katsir rahimahulloh berkata tentang tafsir ayat ini, “Yaitu, hendaklah kalian menghitung-hitung diri kalian sebelum kalian di-hisab (pada hari kiamat), dan perhatikanlah apa yang telah kalian persiapkan berupa amal kebaikan sebagai bekal kembali dan menghadap kepada Rabb kalian.”

Mari hari ini setelah sholat ashar kita berdoa akhir tahun 1442 H dan setelah sholat maghrib kita berdoa awal tahun 1443 H

Wallahu a'lam.

Yaa Alloh Ya Robb Ampunilah kami, terimalah sholat kami, puasa kami dan ibadah kami lainnya.
Jadikanlah sebaik-baik amal kami pada penutupannya.
Yaa Alloh Ya Robb
Tingkatkan amal ibadah kami.
Hanya kepadaMu kami memohon dan pelindungan dan hilangkan pandemi covid ini.
Jadikan keluarga kami yg sehat dzohir dan bathin.
Lindungilah kami dari berbagai penyakit, bencana dan kesulitan lainnya.
Jadikan hamba yang pandai bersyukur dan Bahagia, serta bisa membahagiakan orang lain.
Jadikan kami menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin.

0/Post a Comment/Comments

أحدث أقدم