Dahulu para ulama hadis sibuk bergelut dengan hadis, para ulama fiqh sibuk dengan pembahasan fiqh, begitu dengan bidang yang lain. Sehingga muncul bid'ah di masyarakat, karena sedikit yang fokus dalam bidang akidah. Imam Abu Hasan Al-Asy'ari muncul di tengah kekosongan itu untuk membantah berbagai kesesatan, bid'ah, penyelewengan, dan semua yang menodai ajaran agama yang murni.
Kata Imam Ibnu Asakir
فلما ظهرت فيما بعد أقوال اهل اليدع واشتهرت وعظمت البلوى بفتنتهم على أهل السنة والجماعة وانتشرت انتدب للرد عليهم ومناظرتهم أئمة اهل السنة لما خافوا على العوام من التباس الحق على الخلق واشتباهه
Ketika muncul pendapat-pendapat ahli bid'ah, terus menjadi populer, dan fitnah terhadap Ahlussunnah wal Jama'ah semakin besar, Para Imam Ahlussunnah (terutama Imam Abu Hasan Al-Asy'ari) maju untuk membantah mereka dan berdebat dengan mereka, karena khawatir orang-orang awam tidak bisa membedakan yang haq dengan yang bathil dan mereka kalah oleh syubhat.
Itu sebabnya Imam Abu Hasan Al-Asy'ari selalu siap menerima tantangan debat dan mendatangi majelis orang Mu'tazilah, karena kata beliau, seperti diceritakan oleh Imam Ibnu Asakir
إنا لا نكلم هؤلاء ابتداءً ولكن إذا خاضوا فى ذكر ما لا يجوز فى دين الله رددنا عليهم بحكم ما فرض الله سبحانه وتعالى علينا من الرد على مخالفى الحق
Kami tak memulai berdebat dengan mereka, tetapi ketika mereka telah berlebihan dalam menyebut apa yang tidak boleh dalam agama Allah, kami bantah mereka, untuk memenuhi kewajiban yang Allah embankan kepada kami; membantah orang-orang yang menyelisihi kebenaran (fardhu kifayah bagi kami)
إرسال تعليق