TERJEMAH KASYIFATUSSAJA Syarah Safinatun Naja (Pembahasan ke-160)


 Karya Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani Assyafii

Diterjemahkan oleh :

Zaenal Arifin Yahya

Pembahasan ke-160

وأما النبي ﷺ فيحل مكثه بالمسجد جنبا وهو من خصائصه ﷺ لأن احتياجه للمسجد أكثر لنشر الشنة فجوز له ذلك لكنه لم يقع منه ولأن ذاته أعظم من ذات المسجد وأما الكافر فلا يمنع من المكث في المسجد جنبا لأنه لا يعتقد حرمته وإن حرم عليه لانه مخاطب بفروع الشريعة ولا يجوز له دخول المسجد ولو غير جنب إلا بإذن مسلم بالغ مع الحاجة. ومنها جلوس القاضي أو المفتى فيه أو عمارته (و) سادسها (قراءة القرآن) وشرط في حرمتها سبعة شروط الأول كون القراءة باللفظ ومثله إشارة الأخرس المفهمة

Adapun Nabi saw, maka halal [boleh] berdiam dirinya beliau di masjid dalam keadaan junub, dan hal itu termasuk di antara berbagai keistimewaan beliau saw, karena sesungguhnya kebutuhan beliau untuk [berada] di masjid lebih banyak demi penyebaran sunnah [risalah Islam], 

karena itu diperbolehkan bagi beliau hal tersebut, akan tetapi hal tersebut tak pernah terjadi pada diri beliau. 

Dan [juga] karena sesungguhnya zat fisik Nabi saw adalah lebih agung dibandingkan zat fisik masjid. 

Adapun orang kafir, maka ia tidak terlarang untuk berdiam diri di masjid dalam keadaan junub, karena sesungguhnya ia tidak menyakini keharaman hal tersebut, meskipun hal itu [sebenarnya] diharamkan baginya, karena sesungguhnya ia adalah orang yang di-khitob [diperintah untuk masuk Islam dan melaksanakan] kepada berbagai cabang syari’at. 

Dan tidak diperbolehkan bagi orang kafir memasuki masjid, walaupun tidak berkondisi junub, kecuali dengan seizin orang muslim yang baligh, disertai dengan ada keperluan [penting]. 

Dan diantaranya [termasuk diperbolehkan berdiam diri di masjid dalam keadaan junub lantaran kepentingan mendesak], adalah duduknya seorang qodhi [pemberi putusan hukum] atau pemberi fatwa di dalam masjid, atau para pemakmur masjid. 

(Dan) perkara keenam yang diharamkan bagi orang junub adalah (membaca Al-Qur'an). Dan disyaratkan dalam pengharamannya, 7 syarat. 

Pertama, keadaan membacanya dengan melafalkan, dan semisal dengannya [ketentuan] isyarat bagi orang yang bisu yang dapat memberi pemahaman [terhadap kandungan ALQuran],

Wallohu a'lam bishshowaab..

0/Post a Comment/Comments

أحدث أقدم