Ngaji Kitab Tauhid Aswaja ( Qathrul Ghaits fi Syarhi Masail Abil Laits ) BAB II

BAB II
ĪMĀN KEPADA ALLAH (Bagian Ke-3)


الكتاب : قطر الغيث في شرح مسائل أبي الليث
المؤلف: الشيخ محمد نووي بن عمر الجاوي البنتني

 Qathrul Ghaits fi Syarhi Masail Abil Laits
 Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar Al Jawi Al Bantani


اﻟسّلامــ عليكـمــ ورحمـۃ اﻟلّـہ وبركاتہ

ِ الحمد لله وشكرالله
الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.،
اللّهمّ صل وسلم وبارك على سيدنا  محمد واله واصحابه وامّته اجمعين

قَالُوْا سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَاۤ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا  ۗ  اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
(QS. Al-Baqarah [2] : 32)

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا , وَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـا
“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (QS. Thoha: 114) "dan berikanlah aku pemahaman yang baik"

Salam Santun & ta'zhim kepada para ustadz/ustadzah Serta salam ukhuwah fillah sahabat Hijrah (HC & HCM + ODOAH) yang insyaa Allah dirahmati Allah.
Semoga semua dalam keadaan sehat walafiat, aamiin yaa rabbal 'aalamiin..

أول العلم النية، ثم الاستماع، ثم الفهم، ثم الحفظ، ثم العمل، ثم النشر
"Awal dari sebuah ilmu adalah niat (tekad kemauan), kemudian mendengar (menyimak), kemudian memahami (mempelajari), kemudian menjaga (menghafalkan), kemudian mengamalkan (menerapkan), kemudian menyebarluaskan (membagikan)."
(-Abdullah Ibn Mubarak-)



 Maqolah 5
 BAB II
ĪMĀN KEPADA ALLAH (Bagian Ke-3)


مَسْئَلَةٌ إِذَا قِيْلَ لَكَ:

كَيْفَ تُؤْمِنُ بِاللهِ؟

فَالْجَوَابُ إِنَّ اللهَ تَعَالَى أَحَدٌ حَيٌّ عَالِمٌ قَادِرٌ مُرِيْدٌ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ مُتَكَلِّمٌ بَاقٍ خَلَّاقٌ رَزَّاقٌ رَبٌّ وَ مَالِكٌ بِلَا شَرِيْكٍ وَ لَا ضِدٌّ وَ لَا نِدٌّ.

Soal: “Apabila ditanyakan kepada engkau: “Bagaiman cara Engkau berĪmān kepada Allah?”.”

Jawab : “Cara īmān kepada Allah adalah meyakini bahwa Allah s.w.t. Maha Esa, Maha Hidup, Maha Mengetahui, Maha Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Bicara, Maha Kekal, Maha Mencipta, Maha Memberi rezeki, Dia adalah Tuhan dan Penguasa tanpa sekutu dan tanpa ada penentang.”
 

Lanjutan Penjelasan (3) :
Silakan sambil disimak tulisan teks arabnya pada gambar terlampir.
Bagi yang mau mendownload kitab bahasa arabnya, silakan klik,
https://www.maktabana.com/2017/12/qothrul-ghaits-by-nawawi-al-bantani.html?m=1

(ربّ)
Allah adalah Tuhan, artinya Allah-lah Tuhan yang wajib disembah. Tuhan kita adalah Allah.

(ومالك)
Allah adalah Penguasa artinya Allah-lah yang menjadi Penguasa segala sesuatu, tanpa ada yang menyerupai-Nya, tidak ada yang menyamai-Nya dan tidak ada yang menandingi-Nya, Dia adalah Penguasa tunggal. Allah berfirman:

وَ للهِ مُلْكُ السَّموَاتِ وَ الْأَرْضِ. (آل عمران: 189).

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi.” (QS. Āli ‘Imrān: 189).

(بلا شريك)
Kata syarīk berarti syabīh, kata dhiddu berarti nadzīr dan kata niddu itu berarti mumatsil.
Arti tiga kata tersebut secara umum adalah menyerupai atau menyamai, tetapi ada perbedaan antara satu dengan yang lainnya.

Nadzīr berarti sesuatu yang menyerupai sesuatu lain sekalipun hanya dalam satu segi.

Syabīḥ berarti sesuatu yang menyerupai sesuatu yang lain dalam banyak segi.

Mumatsil berarti sesuatu yang menyamai sesuatu lain dalam semua segi.

قال البروى
Imām al-Barawī berkata:
Membicarakan dzāt Allah dan sifat-sifatNya itu tidak diperbolehkan karena menghindari pemahaman itu sebenarnya merupakan suatu pemahaman tersendiri dan membicarakan tentang dzāt Allah itu dapat mengarah kepada kesyirikan.
Semua sifat makhluk yang terlintas dalam hati dan fikiran, sama sekali tidak menyerupai sifat Allah sedikitpun. Allah tidak seperti semua yang kita bayangkan.

" Barang siapa menghindari empat kata, maka imannya telah sempurna, empat kata ini adalah di mana, bagaimana, kapan dan berapa."

❓Apabila ada orang bertanya kepada engkau: “Di mana Allah?”.
❗Jawabnya: “Allah tidak di suatu tempat dan tidak pernah di lingkupi suatu waktu (zaman/masa).”

❓Apabila ada orang bertanya kepada engkau: “Bagaimana Allah?”
❗Jawabnya: “Tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya sedikitpun.”

❓Apabila ada orang bertanya kepada engkau: “Kapan Allah ada?”
❗Jawabnya: “Allah Maha Awwal tanpa ada permulaannya dan Maha Akhir tanpa ada kesudahannya.”

❓Apabila ada orang bertanya kepada engkau: “Berapakah Allah itu?”
❗Jawabnya: “Allah adalah satu, Allah Maha Esa.”

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، اللهُ الصَّمَدُ، لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ، وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. (الإخلاص: 1-4)

“Katakanlah! Dia adalah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan tempat bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.”
 (QS. al-Ikhlāsh: 1-4).


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
Alhamdulillaahil-ladzii bini’matihi tatimmush-saalihaat.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala amal shalih sempurna.”
[HR. Ibnu Majah]

والله الموفق إلى أقوم الطريق
Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq
("Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya.”)

والسّلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Disampaikan Oleh : Bang Adrian حفظه الله
Pembina Kajian Hijrah Community™

Semoga bermanfaat & berkah.
Silakan disebarluaskan.

والله أعلم بالصّواب
________
🎬 Bersambung..

0/Post a Comment/Comments

أحدث أقدم