10. Jangan Mau Berkepala Keledai di Hari Kiamat Nanti!
Rasulullah SAW juga mengabarkan bahwa Sayyiduna 'Utsman masuk surga & mengalami cobaan.
Sayyiduna 'Utsman dibunuh setelah cobaan berat: kehormatan rumah beliau diinjak-injak, dilarang keluar bahkan untuk shalat, pakaian isteri Beliau pun dibuka. Beliau di bunuh saat Beliau melaksanakan ibadah puasa & membaca al-Qur'an, bahkan darah Beliau jatuh ke mushhaf Beliau... Semua itu tujuannya adalah mengeluarkan Beliau dari khilafah, Beliau dituduh dengan berbagai tuduhan yang beliau tidak bersalah.
Mulanya: Walid bin 'Uqbah, saudara seibu dari Sayyiduna 'Utsman menjadi wali (kepala wilayah) Iraq menjadi imam shalat ketika mabuk.
Orang-orang pun menuduh Sayyiduna Utsman memihak keluarga karena lamban & tidak segera menghukum saudaranya.
Sementara Sayyiduna Utsman tidak bisa nenghukum tanpa proses yang berlaku: perlu memanggil saudaranya yang berada jauh & membutuhkan sekitar 3 pekan perjalanan..
Orang-orang pun menuduh Sayyiduna Usamah bin Zaid tidak menasehati khilafah, tapi Sayyiduna Usamah menjawab bahwa adab menasehati penguasa adalah nasehat tertutup bukan di depan umum; agar masyarakat umum tidak kurang ajar pada penguasa & terjadi fitnah.
Itulah yang dilakukan oleh banyak kelompok/golongan; mereka menasehati para penguasa di khutbah-khutbah jum'at, seakan si penguasa shalat bersama mereka untuk mendengar nasehat mereka... Kalau mau; pergilah langsung temui.. Hal seperti itulah yang membuat penguasa makin jahat.
Orang yang menasehati penguasa di depan umum di neraka dengan bentuk kepala keledai; karena tidak berakal, menasehati tapi malah membuat penguasa makin buruk & membuat rakyat tidak menghormati penguasa bahkan kurang ajar, sehingga terjadilah fitnah & pertumpahan darah... Menasehati anak sendiri di depan umum saja membuat sang anak makin rusak.
Jadi, nasehat pada penguasa tidak di depan umum, bahkan jangan juga pada sesama; agar masyarakat umum tidak saling kurang ajar sesama mereka.
Kenyataannya: Sayyiduna Utsman melaksanakan proses pengadilan & saudara Beliau menerima hukuman yang berlaku.
Zaman dulu; masyayikh datang ke para penguasa dengan membawa berbagai pengaduan, menasehati, para penguasa pun banyak yang bertaubat.
Menasehati di depan umum itu berarti kamu ingin dianggap umum sebagai pemberani, yang tidak takut celaan.
Tapi ulama yang lembut & tidak menasehati penguasa kecuali dalam ruang tertutup malah dianggap mereka sebagai ulama sulthan (pengikut rezim). Padahal siapa yang tahu?!
Jadi, jangan suuzhan pada ulama.. Dan jangan sampai kamu mendorong penguasa untuk berbuat jahat pada rakyat, begitu juga jangan mendorong rakyat untuk kurang ajar pada penguasa!
Karena itu semua membawa pada bencana besar & fitnah dahsyat yang kadang membawa-bawa nama Islam.
Kita lihat saat Libya dihancurkan NATO, bahkan ada yang dungu dari mereka yang mengundang NATO... Akhirnya mereka pun menyesal.
Makanya Sayyiduna Usamah mengatakan "memangnya aku mau menjadi keledai?!"
Jadi, amr ma'ruf & nahy munkar ada adabnya yang mesti kita ikuti.
Rasulullah SAW juga mengabarkan bahwa Sayyiduna 'Utsman masuk surga & mengalami cobaan.
Sayyiduna 'Utsman dibunuh setelah cobaan berat: kehormatan rumah beliau diinjak-injak, dilarang keluar bahkan untuk shalat, pakaian isteri Beliau pun dibuka. Beliau di bunuh saat Beliau melaksanakan ibadah puasa & membaca al-Qur'an, bahkan darah Beliau jatuh ke mushhaf Beliau... Semua itu tujuannya adalah mengeluarkan Beliau dari khilafah, Beliau dituduh dengan berbagai tuduhan yang beliau tidak bersalah.
Mulanya: Walid bin 'Uqbah, saudara seibu dari Sayyiduna 'Utsman menjadi wali (kepala wilayah) Iraq menjadi imam shalat ketika mabuk.
Orang-orang pun menuduh Sayyiduna Utsman memihak keluarga karena lamban & tidak segera menghukum saudaranya.
Sementara Sayyiduna Utsman tidak bisa nenghukum tanpa proses yang berlaku: perlu memanggil saudaranya yang berada jauh & membutuhkan sekitar 3 pekan perjalanan..
Orang-orang pun menuduh Sayyiduna Usamah bin Zaid tidak menasehati khilafah, tapi Sayyiduna Usamah menjawab bahwa adab menasehati penguasa adalah nasehat tertutup bukan di depan umum; agar masyarakat umum tidak kurang ajar pada penguasa & terjadi fitnah.
Itulah yang dilakukan oleh banyak kelompok/golongan; mereka menasehati para penguasa di khutbah-khutbah jum'at, seakan si penguasa shalat bersama mereka untuk mendengar nasehat mereka... Kalau mau; pergilah langsung temui.. Hal seperti itulah yang membuat penguasa makin jahat.
Orang yang menasehati penguasa di depan umum di neraka dengan bentuk kepala keledai; karena tidak berakal, menasehati tapi malah membuat penguasa makin buruk & membuat rakyat tidak menghormati penguasa bahkan kurang ajar, sehingga terjadilah fitnah & pertumpahan darah... Menasehati anak sendiri di depan umum saja membuat sang anak makin rusak.
Jadi, nasehat pada penguasa tidak di depan umum, bahkan jangan juga pada sesama; agar masyarakat umum tidak saling kurang ajar sesama mereka.
Kenyataannya: Sayyiduna Utsman melaksanakan proses pengadilan & saudara Beliau menerima hukuman yang berlaku.
Zaman dulu; masyayikh datang ke para penguasa dengan membawa berbagai pengaduan, menasehati, para penguasa pun banyak yang bertaubat.
Menasehati di depan umum itu berarti kamu ingin dianggap umum sebagai pemberani, yang tidak takut celaan.
Tapi ulama yang lembut & tidak menasehati penguasa kecuali dalam ruang tertutup malah dianggap mereka sebagai ulama sulthan (pengikut rezim). Padahal siapa yang tahu?!
Jadi, jangan suuzhan pada ulama.. Dan jangan sampai kamu mendorong penguasa untuk berbuat jahat pada rakyat, begitu juga jangan mendorong rakyat untuk kurang ajar pada penguasa!
Karena itu semua membawa pada bencana besar & fitnah dahsyat yang kadang membawa-bawa nama Islam.
Kita lihat saat Libya dihancurkan NATO, bahkan ada yang dungu dari mereka yang mengundang NATO... Akhirnya mereka pun menyesal.
Makanya Sayyiduna Usamah mengatakan "memangnya aku mau menjadi keledai?!"
Jadi, amr ma'ruf & nahy munkar ada adabnya yang mesti kita ikuti.
-----------------------------------------------------------------------------
Faedah dari Maulana Syekh Yusri Rusydi hafizhahullah, dars jum'at pagi, 7 desember 2018M.. Bab fitan dari kitab shahih al-Bukhari.
diambil dari tulisan Hilma Rosyida Ahmad
https://bit.ly/2M36cWK
إرسال تعليق